Kirim 119 Relawan ke Palu, Ganjar: Tolong Tidak Boleh ‘Ngrepoti’

"Banyak relawan datang ke saya namun tidak tahu dapat menolong apa, itu pasti akan ngrepoti,” kata Ganjar Pranowo.
Relawan yang berangkat ke Palu akan mendirikan 100 hunian sementara di lokasi bencana. (Foto: Dok BPBD Jateng)

Semarang, (Tagar 6/10/2018) - Jawa Tengah (Jateng) mengirimkan bantuan kemanusian ke kawasan terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (6/10). Bantuan bertolak dari Semarang menuju Surabaya lewat jalur darat dan berlanjut ke Palu menggunakan kapal laut.

Pelepasan rombongan relawan beserta bantuan lain dilakukan dengan upacara di halaman kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan Kota Semarang.

"Atas nama Pemprov Jateng, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk korban di Palu. Saya senang sekaligus bangga, karena memang begini cara kita bergotong royong untuk membantu sesama," kata Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Ganjar PranowoGubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengecek kesiapan bantuan kemanusia ke Palu, Sulteng. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Dalam kesempatan itu Ganjar berpesan relawan yang berangkat ke Palu wajib punya kemampuan dan persiapan diri yang matang agar tidak merepotkan orang lain.

"Saya tekankan, tolong relawan tidak boleh ngrepoti. Kawan-kawan relawan yang berangkat ini harus memiliki kemampuan untuk menolong dan harus memiliki bekal yang cukup selama proses di sana," tegas Ganjar.

Bagi Ganjar, relawan harus siap betul secara fisik dan menghitung estimasi waktu dengan perbekalan yang ada. Juga punya pemahaman peta bencana dan pengetahuan tentang penanggulangan bencana.

"Banyak relawan datang ke saya namun tidak tahu dapat menolong apa, itu pasti akan ngrepoti. Dia datang hanya bawa diri sendiri, di sana tidak bisa survive, tidak punya keterampilan, tidak paham teknisnya maka itu pasti akan merepotkan," ungkap Ganjar.

Tidak hanya akan merepotkan, relawan yang berangkat tanpa persiapan matang dapat jatuh sakit. Atau lebih parah jadi korban lantaran tidak memahami peta bencana. "Tim ini datang untuk menolong masyarakat di sana dan tidak boleh justru merepotkan dan menjadi beban," imbuh Ganjar.

Kepala BPBD Jateng Sarwa Permana menambahkan, pihaknya mengirim 119 relawan dari berbagai unsur masyarakat. Mereka akan membantu korban bencana di Palu selama seminggu.

"Selama seminggu di sana, kami akan mendirikan hunian sementara sebanyak 100 unit, layanan kesehatan, layanan air bersih, distribusi logistik dan pembuatan dapur umum," terang dia.

Selain relawan, ada bantuan berupa uang tunai, obat-obatan, makanan, air bersih, dokter, personel trauma healing dan bantuan lain sesuai kebutuhan di lokasi bencana.

Sarwa merinci bantuan uang tunai berasal dari BPBD Jateng Rp 450 juta, gabungan pengusaha farmasi obat-obatan senilai Rp 462 juta, yayasan kesehatan Telogorejo Rp 150 juta, Bank Jateng, dan Korpri masing-masing Rp 175 juta untuk pembuatan hunian sementara.

"Sedangkan tenaga kesehatan, obat-obatan, alat kesehatan dari Dinas Kesehatan, dari NTMC Polda Jateng. Kodam IV Diponegoro bantu Rp 200 juta dan juga dari Polda Jateng yang mengirimkan tiga truk bantuan total Rp 300 juta," papar dia.

Sarwa belum bisa memastikan ada tidaknya bantuan lanjutan mengingat akan melihat perkembangan selanjutnya di lapangan. "Sesuai masukan Pak Gubernur, nanti dilihat dulu perkembangan di lokasi apakah diperlukan mengirimkan lagi atau tidak," tukas dia. []

Berita terkait
0
Komisi VI DPR Apresiasi PLN Jaga Keandalan Listrik di Aceh
Komisi VI DPR RI yang mengapresiasi PLN karena telah menjaga pasokan listrik di Aceh dalam kondisi aman. Simak ulasannya sebagai berikut ini.