Kilang Minyak Pertamina Balongan Terbakar, Api Terlihat Hingga 33 Km

Kilang minyak milik Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin 29 Maret 2021 dini hari, apinya terlihat sampai 33 kilometer.
Kilang minyak milik Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, terbakar.(Foto:Tagar/Ist)

Jakarta - Kilang minyak milik Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin 29 Maret 2021 dini hari. Menurut masyarakat sekitar, kebakaran terjadi sekitar pukul 00.45 WIB. 

Kebakaran kilang minyak dengan dentuman dan suara menggelegar seperti geledek itu, membuat warga sekitar panik dan berusaha menyelamatkan diri. 

Pertamina BalonganFoto Kebakaran yang diambil dari jarak kurang lebih 33 Km dari TKP kebakaran kilang pertamina Balongan. (Foto:Tagar/@satorimahfud)

Bahkan seorang nitizen yang mengomentari berita kebakaran ini di Twitter Jakarta Keras menyebut, kilang yang meledak dan terbakar itu terlihat melalui foto diambil dari jarak kurang lebih 33 Kilometer dari TKP.

"Foto diambil dari jarak kurang lebih 33 Km dari TKP," tulis akun @satorimahfud mengomentari postingan Twitter Jakarta Keras, Minggu, 29 Maret 2021.

Petugas TNI dan Polri serta petugas Pertamina sedang bahu-membahu untuk mengamankan lokasi kebakaran. Petugas menyiapkan dua lokasi evakuasi, yakni perumahan Bumi Patra dan Pendopo Kabupaten Indramayu. []



Berita terkait
Universitas Pertamina Genjot Inovasi Bidang EBT
Kampus energi dan bisnis Universitas Pertamina terus mendorong inovasi EBT. Salah satunya melalui kerja sama penelitian dengan PT Pertamina.
Rektor Baru Universitas Pertamina Prof Wirat Siap Wujudkan Kampus Kelas Dunia
Universitas Pertamina dipimpin Prof Wirat, siap wujudkan kampus kelas dunia.
Kemhan dan Pertamina Tanda Tangan Kesepakatan Kerjasama
PT Pertamina (Persero) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melakukan Penandatangan Kesepakatan Bersama Jual Beli BBM, Pelumas dan BBG.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi