Perusahaan yang menaungi jaringan restoran waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia, mengalami kerugian besar hingga kuartal III tahun 2024. Dampaknya, perusahaan berkode saham FAST ini terpaksa menutup 47 gerai dan memutus kontrak kerja 2.274 karyawannya.
Berdasarkan laporan keuangan Kuartal III KFC tahun 2024, FAST mencatat kerugian sebesar Rp557,08 miliar. Kerugian ini meningkat signifikan hingga 266,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan hanya mencatat kerugian sebesar Rp152,41 miliar.
Kerugian tersebut disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, pemulihan usaha dari dampak pandemi COVID-19 yang belum maksimal, sehingga penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan. Kedua, situasi pasar yang memburuk akibat krisis Timur Tengah, yang membuat KFC menjadi sasaran gelombang boikot masyarakat.
Manajemen KFC menjelaskan, "Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan grup dari pandemi COVID-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari krisis Timur Tengah. Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024."
Untuk mengatasi kerugian, KFC melakukan efisiensi dengan menutup 47 gerai dari total 762 gerai yang beroperasi pada Desember 2023. Selain itu, jumlah karyawan juga berkurang drastis dari 15.989 orang pada akhir 2023 menjadi 13.715 orang pada 30 September 2024, atau pengurangan sebanyak 2.274 karyawan.