Ketua DPD RI: KTT G20 Tak Boleh Ditunggangi Kepentingan Geopolitik Siapapun

Pembahasan mengenai KTT G20 yang akan berlangsung di Bali turut mewarnai pertemuan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Tagar/DPD RI)

TAGAR.id, Jakarta - Pembahasan mengenai KTT G20 yang akan berlangsung di Bali turut mewarnai pertemuan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dengan Wakil Ketua Duma Rusia, Saraliev Shamsail Yunusovich, melalui teleconference, Sabtu (30/4/2022).

LaNyalla menegaskan KTT G20 tak ditunggangi oleh kepentingan geopolitik negara manapun.

LaNyalla mengatakan Indonesia secara resmi sudah mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghadiri KTT G20 di Bali. Pemerintah Indonesia pun berharap Presiden Putin akan memenuhi undangan tersebut.


Saya sependapat jika G20 tempat berjabat tangan, bukan untuk sikut-sikutan Amerika menggunakan cara provokatif atas kehadiran Rusia. Tapi kami percaya Indonesia akan mengambil keputusan bijaksana.


"Karena kehadiran Presiden Rusia di KTT G20 di Indonesia akan memberikan arti khusus terhadap perlunya menempatkan G20 sebagai pemberi manfaat bagi semua anggota,” tegas LaNyalla.

Dijelaskannya, KTT kali ini akan diselenggarakan dalam masa presidensi Indonesia yang bersahabat dengan semua negara anggota G20 dan diadakan di negara pencetus dan pendiri Gerakan Non-Blok.

"Karena itu kami tidak ingin KTT ini ditunggangi untuk kepentingan geopolitik negara mana pun yang menyimpangi agenda G20," tutur dia. Menurutnya, politik sanksi dan pemboikotan tidak mencerminkan kematangan dalam tata krama diplomasi internasional.

"Singkatnya, kami di Senat Indonesia tidak ingin melihat G20 ditunggangi atau dipolitisir sampai melenceng keluar dari visi dan misi aslinya ketika didirikan oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota," tegas LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan Indonesia merupakan bangsa yang cinta damai dan ia berharap KTT G20 nanti menjadi momentum untuk saling berjabat tangan, bukan momentum untuk saling sikut-sikutan. "Jadi, kami ingin agar dari Indonesia, bersama kita gulirkan perdamaian," ujar LaNyalla.

LaNyalla berharap Saraliev dapat meneruskan informasi tersebut untuk diketahui oleh semua unsur pimpinan Duma Negara dan juga Ketua Dewan Federasi Rusia, dan diteruskan juga kepada Presiden Putin agar bisa datang ke Indonesia, tanpa merasa terganggu oleh pengaruh apa pun.

LaNyalla menjelaskan jika terdapat sangat banyak peluang bisnis, perdagangan, dan investasi di seluruh provinsi di Indonesia yang bisa dijajaki Rusia di Indonesia.

"Semua peluang ini terbuka untuk para pelaku ekonomi dari Rusia," katanya.

Melalui Saraliev dan segenap pimpinan Duma Negara Rusia LaNyalla menitipkan pesan kepada investor-investor di Rusia agar datang berbisnis di Indonesia.

"DPD RI akan mendukung usaha seperti itu. Peluang bisnis dan investasi di 34 provinsi kami sangat banyak di berbagai sektor," kata LaNyalla.

Dikatakannya, peta ekonomi dunia pun tidak akan sama lagi. Kini, kata LaNyalla, saatnya Rusia melihat lebih dalam lagi dan memperluas kerja sama ekonomi dengan semua provinsi di Indonesia, termasuk di bidang energi dan sumber daya mineral, kemaritiman, pembangunan infrastruktur, industri manufaktur, pertanian modern, industri kesehatan, pengembangan teknologi industri dan lain sebagainya.

Saraliev menyatakan akan menyebarluaskan hasil pembicaraannya dengan LaNyalla kepada kolega-koleganya. Ia pun sependapat agar KTT G20 tempat berjabat tangan, bukan untuk saling bersikut-sikutan.

"Saya sependapat jika G20 tempat berjabat tangan, bukan untuk sikut-sikutan. Amerika menggunakan cara provokatif atas kehadiran Rusia. Tapi kami percaya Indonesia akan mengambil keputusan bijaksana," kata Saraliev.

Soal peluang bisnis dan investasi, Saraliev mengaku dalam waktu tak terlalu lama akan membawa serta kelompok kecil pengusaha untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. "Tentu untuk menjalin kerja sama di berbagai sektor di Indonesia," kata Saraliev.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPD RI didampingi Staf Ahli bidang Internasional Pitan Deslani, Staf Khusus Sefdin Syaifudin dan Kepala Biro Pimpinan DPD RI, Sanherif Hutagaol. []

Berita terkait
Ketua DPD RI: Disain Negara ini Berketuhanan, Bukan Sekuler yang Memisahkan Agama dan Negara
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di hadapan sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam Aliansi Profesional Indonesia Bangkit.
Ketua DPD RI Desak Isu Aliran Dana Korupsi CPO Mengalir ke Parpol Diusut Tuntas
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberikan tanggapan serius atas pernyataan Masinton Pasaribu, Anggota DPR Fraksi PDIP.
Ketua DPD RI Desak Pemerintah Antisipasi Kemacetan Saat Mudik
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendesak pemerintah segera mengantisipasi kemacetan saat mudik lebaran.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.