Ketika Dunia Sepak Bola Suarakan Diskriminasi

Pemain sepak bola dunia sering menyampaikan keluhan dan pandangan tentang diskriminasi terkait dengan ras, agama dan bangsa
Pemain depan FC Barcelona, Antoine Griezmann (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Bukan baru kali pertama pemain sepak bola mengutarakan pandangannya atas diskriminasi [KBBI: pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)]. Yang terbaru adalah Antoine Griezmann, pemain klub raksasa Spanyol, Barcelona, yang memutuskan kontrak komersial dengan Huawei karena dugaan keterlibatan proyek pengawasan warga muslim Uighur.

Pesepakbola asal Prancis, Antoine Griezmann, telah membuat pernyataan yang jadi sorotan besar pada Kamis (10/12) terkait pemutusan kontrak komersial dengan raksasa telekomunikasi asal China, Huawei.

Melalui akun Instagramnya ia mengutarakan alasannya mengambil langkah tersebut karena "kecurigaan kuat bahwa Huawei telah berkontribusi pada pengembangan 'peringatan Uighur' melalui penggunaan perangkat lunak pengenal wajah, saya segera mengakhiri kemitraan saya dengan perusahaan."

Griezmann meminta Huawei untuk "tidak hanya menyangkal tuduhan ini tetapi juga mengambil tindakan nyata secepat mungkin untuk mengutuk penindasan massal ini .... dan menggunakan pengaruhnya untuk berkontribusi pada penghormatan hak asasi manusia."

IPVM, Perusahaan riset soal pengawasan yang berbasis di AS, mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Selasa (08/12) bahwa Huawei telah terlibat dalam pengujian perangkat lunak pengenal wajah di China yang dapat mengirim peringatan ke polisi ketika mengenali wajah minoritas Uighur.

Meski begitu Huawei telah membantah klaim tersebut. "Kami tidak mengembangkan algoritme, atau aplikasi di bidang pengenalan wajah atau solusi yang menargetkan kelompok etnis," kata Huawei kepada AFP. "Produk dan solusi kami sesuai dengan standar industri dan peraturan saat ini. Huawei sepenuhnya dan secara ketat mematuhi Prinsip Panduan PBB tentang Bisnis dan Hak Asasi Manusia, dan mematuhi undang-undang di 170 negara tempat Huawei beroperasi."

Sepakbola terus suarakan diskriminasi dalam sepekan. Permalahasan diskriminasi juga sempat terjadi di pertandingan Liga Champions Eropa saat Paris Saint Germain (PSG) menjamu Istanbul Başakşehir. Saat pertandingan berjalan wasit ofisial, Sebastian Coltescu, mendeskripsikan asisten pelatih Başakşehir, Pierre Webo, sebagai "hitam", atau "negru" dalam bahasa Rumania.

Dalam rekaman pertandingan terlihat Demba Ba, pemain Başakşehir, mengkonfrontasi wasit tersebut. "Ketika Anda menyebut orang kulit putih, Anda tidak pernah mengatakan 'pria kulit putih ini,' Anda hanya mengatakan 'orang ini,' jadi mengapa ketika Anda menyebut pria kulit hitam, Anda mengatakan' pria kulit hitam ini?"

Kejadian tersebut membuat pertandingan ditunda hingga esok hari. Presiden Istanbul Basaksehir menyerukan larangan seumur hidup terhadap wasit Sebastian Coltescu. "Wasit jenis ini harus dilarang seumur hidup," kata presiden Basaksehir Goksel Gumusdag kepada media Turki. "Mereka harus menjadikan dia sebagai contoh kasus." UEFA juga menjanjikan "penyelidikan menyeluruh" atas insiden tersebut.

Beberapa tokoh sepakbola telah menyerukan soal Hak Asasi Manusia (HAM). Terkait persekusi warga muslim Uighur setahun yang lalu juga pernah dikritik oleh pesepakbola asal Jerman Mesut Özil. Buntutnya Özil dihapus dari video gim Pro Evolution Soccer 2020 di China.

Kementerian luar negeri China mengutuk komentarnya dan kanal CCTV membatalkan pertandingan Liga Inggris Arsenal melawan Manchester City dari jadwalnya [yp/hp (afp, reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Nikahi Pemain Kulit Hitam, Model Rusia akan Dibunuh
Model seksi Rusia Ekaterina Dorozhko menjadi sasaran rasial karena menikah dengan pesepak bola berkulit hitam. Dia juga diancam dibunuh.
Berebut Harta Peninggalan Legenda Sepak Bola Maradona
Legenda sepak bola Diego Armando Maradona tidak tinggalkan surat wasiat, pembagian warisan diperkirakan akan kacau
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan