Ketakutan AS Memuncak, Ajak Rusia Selesaikan Krisis Nuklir Korut

Amerika Serikat dan Rusia setuju melanjutkan upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis terkait pengembangan rudal nuklir Korea Utara.
Presiden AS, Donald Trump wajahnya menampakkan ketakutan, Sedangkan Presiden Rusia, Vladimir Putin hanya tersenyum kecil melihat wajah panik dan takut Trump.(Foto:Ist)

Washington, (Tagar 28/12/2017) - Amerika Serikat (AS) dan Rusia setuju melanjutkan upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis terkait pengembangan rudal nuklir Korea Utara (Korut). Ketakutan AS memuncak terhadap nuklir Korut, AS melalui menteri luar negerinya, Rex Tillerson mengajak Rusia untuk menyelesaikan krisis nuklir Korut.

AS dan Rusia juga menekankan bahwa keduanya tidak menganggap Pyongyang sebagai kekuatan nuklir, kata Departemen Luar Negeri AS, Rabu.

Juru bicara Deplu, Heather Nauert, mengatakan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Menlu Rusia Sergei Lavrov telah melakukan pembicaraan melalui telepon pada Selasa.

Pembicaraan di antara keduanya terjadi setelah Washington dan Perserikatan Bangsa-bangsa mengumumkan penerapkan sejumlah sanksi terhadap Korea Utara baru-baru ini.

"Kedua (Menlu, red) membahas kekhawatiran soal program nuklir Korea Utara yang mengganggu stabilisasi serta menekankan bahwa baik Amerika Serikat maupun Rusia tidak menganggap DPRK sebagai kekuatan nuklir," kata Heather dalam suatu pernyataan.

DPRK yang disebut Heather adalah nama resmi negara Korea Utara, yaitu Republik Demokratik Rakyat Korea.

Heather mengatakan kedua pihak sepakat melanjutkan upaya diplomatik agar dapat mewujudkan semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir.

Pada Selasa, Rusia menekankan tawarannya menjadi penengah untuk menurunkan ketegangan antara Washington dan Pyongyang, yang telah meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik baru bisa muncul di semenanjung itu.

Moskow mengatakan Lavrov telah mengatakan kepada Tillerson bahwa "retorika agresif Washington" serta peningkatan keberadaan militer AS di kawasan itu telah menyebabkan ketegangan meningkat dan tidak dapat diterima.

Rusia telah berkali-kali mendesak agar perundingan digelar untuk menyelesaikan krisis tersebut. Moskow juga mengatakan Lavrov telah menggarisbawahi bahwa langkah tercepat perlu diambil untuk beralih dari pernyataan-pernyataan bernada sanksi ke proses perundingan.

Tillerson sendiri telah menekankan cara diplomatik, namun pemerintahan Presiden Donald Trump telah berulang kali memperingatkan bahwa semua kemungkinan akan dipertimbangkan dalam menghadapi Korea Utara, termasuk pengerahan kekuatan militer.

Pada Oktober, Trump mengatakan Tillerson "membuang-buang waktu" dengan mengupayakan negosiasi dengan Korea Utara. Bulan ini, Gedung Putih menindaklanjuti tawaran Menlu Tillerson untuk memulai perundingan, namun dengan syarat bahwa Korea Utara harus memperbaiki sikapnya terlebih dahulu.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.