Kesultanan Bima Daulat LaNyalla Jadi Koordinator 12 Bumi

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendapatkan gelar kehormatan Bumi Na’e Mbojo saat mengunjungi Kesultanan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti,. (Foto: Tagar/DPD RI)

TAGAR.id, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendapatkan gelar kehormatan Bumi Na’e Mbojo saat mengunjungi Kesultanan Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 7 Juni 2022.

Pemberian gelar Bumi Na’e Mbojo ditandai dengan pemakaian kopiah kerajaan dan kain tenun oleh Ketua Majelis Adat Kesultanan Bima Hj Fera Amalia di Museum Asi Mbojo Kesultanan Bima.

Gelar ini merupakan salah satu jabatan di kerajaan dan kesultanan Bima yang bernaung di bawah Lembaga Syara Tua (Legislatif dan Yudikatif).


Kami di DPD RI juga terus mendorong DPR RI dan Pemerintah Pusat untuk segera melakukan pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Adat Kerajaan Nusantara.


"Bumi Na’e adalah koordinator Para Bumi dari berbagai wilayah Kerajaan dan Kesultanan Bima. Bumi beranggotakan 12 orang dipimpin oleh Bumi Luma Rasana’e dan Bumi Luma Bolo. Sedangkan Na’e artinya besar. Mbojo adalah nama daerah Bima yang senantiasa bersemi dalam tutur masyarakat Bima," papar Hj Fera Amalia.

Harapan masyarakat Bima, lanjut Hj Fera Amalia, Ketua DPD RI semakin besar lagi dalam berkiprah bagi rakyat. Terutama memperjuangkan keberadaan Kesultanan dan kerajaan Nusantara.

"Sejauh ini Bapak sudah banyak berbuat bagi eksistensi kerajaan Nusantara. Pak LaNyalla adalah salah satu orang yang konsen keliling ke kerajaan yang ada di Indonesia dan memperjuangkan kelestariannya. Kami berterima kasih dan bangga," ujar Fera.

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyatakan akan memperjuangkan semua amanat para Raja dan Sultan Nusantara yang diberikan dalam Deklarasi di Kerajaan Sumedang, yang termaktub dalam 7 Titah Raja dan Sultan Nusantara.

"Saya meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memperhatikan kelangsungan aktivitas dan peninggalan Kesultanan Bima dengan membangun kembali atau revitalisasi Istana Kesultanan Bima, sebagai bagian dari menjaga warisan sejarah bangsa," katanya.

Selain itu, DPD RI juga mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Pemprov NTB serta Pemkot dan Pemkab Bima untuk bersama-sama melestarikan kebudayaan dan peninggalan Kerajaan.

Sebab, peninggalan itu adalah aset tidak ternilai bagi bangsa dan daerah. Sehingga penting lakukan pelestarian barang peninggalan Kesultanan Bima hingga makam Sultan terdahulu.

"Kami di DPD RI juga terus mendorong DPR RI dan Pemerintah Pusat untuk segera melakukan pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Adat Kerajaan Nusantara, sebagai dasar hukum revitalisasi kerajaan nusantara," paparnya.

Dalam kunjungan tersebut Ketua DPD RI didampingi senator asal NTB yaitu Evi Apita Maya, Achmad Sukisman Azmy, TGH. Ibnu Halil dan Lalu Suhaimi Ismy, Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara Yurisman Star.

Hadir pula Walikota Bima Muhammad Lutfi, Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri, Wakil Bupati Bima Dahlan M. Noer, Putra Mahkota/Jenateke Kesultanan Bima Muhammad Putera Ferryandi, Ketua Majelis Adat Kesultanan Bima, Hj. Fera Amalia (Umi Ferra), jajaran Forkopimda Kabupaten dan Kota Bima, para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat. []

Berita terkait
Pensiunan Guru Diminta Kembalikan Gaji Rp160 Juta, LaNyalla Berharap Suwarti Dapat Keadilan
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengaku sangat prihatin dengan masalah yang melilit pensiunan guru Suwarti (61).
Wacana People Power Menyeruak, LaNyalla: Itu Hak Kedaulatan Rakyat
Wacana people power muncul jika Mahkamah Konstitusi menolak penghapusan Presidential Threshold 20 persen atau tidak mencabut Pasal 222 dalam UU.
Dianugerahi Gelar Kaletabata di Kerajaan Kui, LaNyalla Dapat Curhat dari Bupati Alor
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dianugerahi gelar Kaletabata Kerajaan Kui saat berkunjung ke Kerajaan Kui di Kabupaten Alor.