Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar

Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, di markas besar PBB. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Jakarta - Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Stéphane Dujarric, pada Jumat, 24 Juni 2022, menegaskan kembali bahwa “kesehatan, hak seksual dan reproduksi adalah landasan pilihan dan harmoni, kesetaraan bagi perempuan dan anak perempuan di dunia.” Hal ini disampaikannya beberapa jam setelah Mahkamah Agung Amerika membatalkan hak perlindungan untuk melakukan aborsi.

Dujarric mengatakan kepada wartawan “membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi.” Hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan. “Ini menurut data kami. Dana Kependudukan PBB (UNFPA) memberitahu bahwa sekitar 45% dari seluruh aborsi di seluruh dunia tidak aman, menjadikannya penyebab utama kematian ibu,” kata Dujarric.

Kematian terkait dengan status dan peran yang mereka mainkan dalam masyarakat: baik sebagai anggota keluarga dan tenaga kerja, maupun dalam pemerintahan.

Dujarric menambahkan “hak-hak reproduksi merupakan bagian integral dari hak-hak perempuan, dari hak asasi manusia, dan secara lebih umum lagi – suatu prinsip yang dijunjung tinggi oleh perjanjian internasional dan tercermin dalam hukum pada tingkat yang berbeda-beda di banyak bagian dunia.” (em/pp)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
DPR Sepakat RUU TPKS Tak Akan Mengatur Tentang Pemerkosaan dan Aborsi
Ketua Panja RUU TPKS Willy Aditya mengatakan sepakat RUU TPKS tidak akan mengatur tentang pidana pemerkosaan dan aborsi karena akan di atur RKUHP.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan