Keputusan Prabowo Setelah Menghadiri Kongres PDIP

Makna kehadiran Prabowo di Kongres PDI Perjuangan dan keputusan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut setelah apa yang terjadi kini.
Prabowo Subianto (kanan) dan Megawati Soekarnoputri. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Analis politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan ada empat makna di balik kehadiran Prabowo di Kongres PDI Perjuangan di Bali. 

"Pertama, posisi Prabowo di Kongres PDI Perjuangan di Bali menjadi sangat diistimewakan oleh PDIP dan Megawati, karena memberikan makna bahwa Megawati dan PDI Perjuangan mampu melunakkan gerbong oposisi yang selama ini selalu berseberangan secara politik dengan pemerintah yang sedang berkuasa," ujar Ahmad Atang seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 10 Agustus 2019.

Kedua, lanjut Ahmad Atang, momentum ini memberi isyarat Megawati dan PDI Perjuangan masih cukup kuat di mata koalisi dalam menentukan agenda politik kekuasaan ke depan. 

Megawati dan PDI Perjuangan mampu melunakkan gerbong oposisi.

Ketiga, PDI Perjuangan dan Megawati mampu membatasi dominasi kekuatan politik identitas atas diri Prabowo Subianto sebagai simbol politik. 

Keempat, relasi politik antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak hanya berhenti pada tataran politik seremoni, namun akan berlanjut pada politik substantif, yakni power sharing.

"Prabowo menyadari betul bahwa Partai Gerindra menjadi besar bukan semata-mata karena figur Prabowo, namun harus ditopang oleh modal yang lain, yakni kekuasaan. Maka inilah saatnya bagi Prabowo untuk lebih merekatkan relasi politik dengan PDI Perjuangan dan kekuatan politik menuju gerbang Pilpres 2024 yang akan datang," ujar Ahmad Atang.

Keputusan Prabowo

Dalam kesempatan terpisah pada hari yang sama, politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan keputusan Gerindra untuk bergabung dengan koalisi atau tetap menjadi oposisi sepenuhnya berada di tangan Prabowo Subianto.

"Sikap politik Partai Gerindra ke depan, Gerindra sudah mengambil keputusan melalui rapat dewan pembina bahwa sepenuhnya keputusan ada pada Prabowo," kata Andre saat diskusi Perspektif Indonesia bertema "Membaca Arah Tusukan Pidato Mega" diselenggarakan Populi Center dan Smart FM Network di Jakarta.

Prabowo akan memberikan keputusan nanti di saat yang tepat, di saat yang pas.

Sampai sekarang, kata Andre, belum ada keputusan secara resmi yang diambil Gerindra terkait langkah politik lima tahun ke depan sebagai oposisi atau berkoalisi.

"Saya ingin pastikan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan resmi. Prabowo akan memberikan keputusan nanti di saat yang tepat, di saat yang pas," kata Andre.

Ia meminta untuk menunggu saja keputusan yang akan disampaikan secara resmi oleh Prabowo mengenai sikap politik dalam lima tahun ke depan.

Yang jelas, kata Andre, Prabowo akan mengambil keputusan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Secara pribadi, kata Andre, dirinya lebih menginginkan Gerindra tetap menjadi oposisi, tetapi sebagai kader akan bersikap tegak lurus dengan apa pun yang menjadi keputusan partai.

Ia juga mengatakan dalam beberapa kali pertemuan antara Prabowo, Joko Widodo, dan Megawati Soekarnoputri tidak ada satu pun pembicaraan soal tawaran menteri.

"Sampai saat ini Prabowo bertemu Jokowi, Mega, tidak ada satu pun pembicaraan Jokowi menawarkan menteri, Mega menawarkan menteri, atau sebaliknya Prabowo minta menteri," kata Andre. []

Baca juga:

Berita terkait