Kepanikan di Bandara Ahmad Yani

Kepanikan di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, puluhan orang di lantai atas tiba-tiba berhamburan keluar.
Tim medis Bandara Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah melakukan simulasi penanganan keadaan darurat kebakaran, Kamis (20/9/2018). (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 21/9/2018) - Puluhan orang di lantai atas gedung terminal penumpang Bandar Udara (Bandara) Internasional Jenderal Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah tiba-tiba berhamburan keluar, Kamis (20/9) sore. Terengah, panik terlihat dari wajah mereka paska-terdengar suara kaca pecah. Terlihat asap putih cukup tebal mengepul dari dalam gedung.

Sejumlah pegawai bandara berompi khusus tampak sigap mengarahkan orang-orang tersebut ke zona aman. Tim kesehatan juga tak kalah cekatan mengevakuasi dan merawat mereka yang terluka. Upaya pertama pemadam api dengan alat pemadam api ringan (Apar) dilakukan tim pemadam, mengeliminir api agar tidak merembet ke bagian lain kantor.

Jangan salah, kejadian kebakaran di atas hanya sebuah simulasi yang digelar pihak bandara. Kegiatan tersebut merupakan salah satu materi latihan, sekaligus uji kesigapan personel bandara dalam penanggulangan keadaan darurat (PKD).

"Ada tiga simulasi latihan PKD, yakni penanganan kebakaran gedung atau fire building exercise, penanganan ancaman keamanan bandara atau aviation security exercise dan penanganan kecelakaan pesawat udara atau aircraft accident exercise," tutur Direktur Operasi PT Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose di sela memimpin latihan PKD.

Terkait dengan aircraft accident exercise, disimulasikan pesawat Srigunting Air mengalami celaka di landas pacu 31. Digambarkan, kecelakaan mengakibatkan 86 korban, terdiri dari 69 korban luka dan 17 lainnya luka-luka. Penanganan terhadap kejadian-kejadian darurat tersebut mengacu pada airport emergency plan (AEP) bandara.

"Suasana simulasi dirancang sedemikian rupa seperti kondisi nyata sehingga bisa dilihat PKD yang dilakukan personel bandara dapat berjalan sesuai AEP," tegasnya.

Tak hanya menguji penanganan saat kejadian darurat, latihan juga menyasar penanganan paska-kejadian. Seperti penanganan terhadap keluarga korban melalui simulasi greeters dan meeters maupun penanganan terhadap awak media melalui simulasi media handling.

Bagi Wendo, kondisi darurat bandara di lingkungan bandara dapat terjadi tanpa mengenal waktu. Karenanya latihan harus terus diasah guna meningkatkan kemampuan personel sekaligus mengetahui kelemahan dari sistem PKD.

"Untuk pertama kalinya latihan PKD digelar mulai sore hingga malam hari. Personel juga tidak diberitahu di mana akan terjadi accident, sehingga kesigapan mereka dan peralatan pendukung benar-benar diuji. Karena kejadian darurat dapat terjadi kapan pun juga," beber dia.

Dalam kesempatan tersebut, diluncurkan pula aplikasi emergency call information system (ECIS). Aplikasi ponsel berbasis android ini akan memberikan notifikasi kejadian di bandara kepada anggota Komite PKD. Lewat aplikasi tersebut anggota Komite PKD peringatan sebelum koordinasi dan komunikasi lewat verbal dilakukan.

"Dapat diketahui secara cepat titik yang terjadi keadaan darurat, bisa dilihat lewat google maps. Sehingga anggota komite dapat melakukan persiapan lebih cepat," sambungnya.

Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager PT AP I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Indah Preastuty menyatakan simulasi tidak mengganggu pelayanan terhadap penumpang. "Meski disimulasikan seperti kondisi nyata namun kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas pelayanan. Sudah kami umumkan sebelumnya sehingga penumpang tidak kaget meski kami berharap ada partisipasi mereka," kata dia.

Indah menambahkan PKD menjadi salah satu fokus pihaknya dalam mewujudkan pelayanan prima. Karenanya kesiapan dan kesigapan personel, sinkronisasi antar-unit maupun lintas instansi terus diasah untuk menghadapi tantangan perubahan keadaan darurat. []

Berita terkait