Kenapa Bali Lebih Populer dari Indonesia?

Kenapa Bali lebih populer dari Indonesia? Kenapa orang-orang luar negeri lebih mengenal Bali daripada Indonesia?
Pagi di Ubud Bali. (Foto: Instagram/explorebali)

Jakarta, (Tagar 27/2/2019) - Bali lebih populer dari Indonesia, banyak orang luar negeri lebih mengenal Bali dibanding mengenal Indonesia. Kenapa bisa terjadi demikian?

Seorang Indonesianis Richardson Kilis menjawab pertanyaan tersebut di Quora dalam tulisan 'Bagaimana Bali menjadi begitu terkenal di seluruh dunia? Mengapa malah lebih terkenal daripada Indonesia?'

Richardson menjelaskan, pemerintah kolonial Belanda mulai mempromosikan Pulau Bali sebagai tujuan wisata pada tahun 1920-an dan 1930-an. Kebetulan juga zaman itu disebut oleh bangsa Barat sebagai Masa Keemasan Pariwisata (Golden Age of Travel).

Pulau Bali merupakan salah satu wilayah terakhir di Hindia Timur yang takluk kepada pemerintah kolonial Belanda. Pada awalnya, Belanda memandang Bali dan penduduknya sebagai daerah yang tidak beradab. Sejarawan Adrian Vickers menjelaskan pandangan awal terhadap Bali dalam buku Bali: A Paradise Created (2013):

Bali di abad ke-19 gagal untuk mempesona, dan sebenarnya secara positif mengancam. Seperti yang dikatakan seorang pengunjung asal Belanda: “Orang Bali adalah orang yang ganas, bengis, durhaka, dan suka berperang, enggan melakukan pekerjaan apa pun, sehingga mereka tidak menyukai pertanian. Mereka juga sangat miskin, dan hanya hidup dari beras yang disediakan oleh Pulau Lombok yang subur.” 

Banyak komentator pada masa itu menganggap orang Bali berbahaya, mudah mengamuk dan menganut praktik biadab seperti membakar janda. Orang-orang di abad ke-19 menulis tentang Bali sebagai bagian dari sebuah wilayah di dunia di mana penduduk aslinya malas, tingkat peradaban lebih rendah daripada orang Eropa, dan bentuk pemerintahan sama sekali tidak memadai. Tujuannya adalah, tentu saja, untuk membawa pemerintahan "yang pantas" ke pulau itu dalam bentuk kolonisasi khas Eropa.

BaliPagi di Ubud Bali. (Foto: Instagram/explorebali)

Namun setelah Belanda menaklukkan Bali pada tahun 1908, mereka baru mulai menghargai kebudayaan Bali dan kehidupan sederhana para orang pedesaan. Demi menghapus ingatan masyarakat akan penumpasan perlawanan setempat di Bali, pemerintah kolonial Belanda mulai menggambarkan Bali sebagai "pulau surga" yang dilupakan oleh perjalanan waktu dan mempromosikannya sebagai tujuan wisata.

Setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama, banyak penulis, seniman, dan turis lainnya yang datang dari Eropa untuk mencari keadaan sentosa. Beberapa pengunjung yang terkenal adalah Miguel Covarrubias (pelukis asal Meksiko), Vicki Baum (penulis asal Austria), Walter Spies (pelukis asal Jerman), Rudolf Bonnet (pelukis asal Belanda), Rabindranath Tagore (penyair asal India), dan lain-lain. Oleh sebab itu, gambaran tentang Bali masuk ke dalam imajinasi banyak orang di seluruh dunia.

Citra Bali sebagai tujuan wisata juga mulai muncul pada tahun 1930-an. Hal itu juga bisa dilihat dalam film Amerika Serikat tahun 1958 berjudul South Pacific (Pasifik Selatan). Di dalam film tersebut, seluruh klise-klise tentang kehidupan di pulau-pulau lautan selatan digabung menjadi pulau fiktif yang dinamakan "Bali Ha’i".

Bagi rakyat Indonesia, terkenalnya nama Bali di mata dunia menjadi suatu kebanggaan. Perdana menteri India, Jawaharlal Nehru, memberi julukan Fajar Dunia (Morning of the World) kepada Bali pada tahun 1950. Presiden Soekarno termotivasi membangun Istana Tampaksiring sebagai istana kepresidenan dan sering mengunjungi tempat tersebut dan mengadakan pentas hiburan sesuai dengan gaya hidupnya yang flamboyan.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Pulau Bali juga menjadi pusat dari strategi peningkatan aktivitas pariwisata di Indonesia. Semua kegiatan ini menjadikan nama Bali semakin terkenal di mata dunia. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.