Kenang Anak Papua, Jokowi Ingin Anak Indonesia Jadi Manusia Berkualitas

Kenang anak Papua, Jokowi ingin anak Indonesia jadi manusia berkualitas. "Saya ingat saat datang ke Asmat, Papua, ketika menggendong dua anak Papua, saya melihat masa depan Indonesia di mata mereka,"ungkapnya.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan saat Sidang Bersama DPR-DPD di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak)

Jakarta, (Tagar 16/8/2018) - Dalam pidato kenegaraan Presiden RI, Presiden Joko Widodo mengenang kebersamaannya dengan anak-anak Papua. Diketahui, memang Jokowi pernah mendatangi daerah Asmat, Papua, dan mengendong anak-anak Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (12/4).

Kenangan tersebut lantas membuatnya berpikir akan pentingnya pertumbuhan anak-anak. Sebab, ia tahu bahwa masa depan Indonesia ada di tangan anak-anak Indonesia.

Jokowi dan Anak AsmatGenerasi Emas Anak Asli Papua | Anak-anak Asmat, Papua, dalam pelukan Presiden Joko Widodo, Kamis (12/4/2018). (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
 
"Saya ingat saat datang ke Asmat, Papua, ketika menggendong dua anak Papua, saya melihat masa depan Indonesia di mata mereka," ungkap Presiden dalam pidato kenegaraan Presiden RI dalam Rangka HUT ke-73 Proklamasi Kemerdakaan RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/8).

Masa depan anak-anak Indonesia itu, menurut Jokowi harus dilindungi. Tak hanya di Papua tapi seluruh wilayah di Indonesia. Cara yang paling dini adalah memastikan setiap anak Indonesia lahir dengan sehat, juga menjaga tumbuh kembang si anak agar terbebas dari stunting.

"Masa depan yang harus kita lindungi dengan memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat. Kita harus pastikan bahwa anak-anak Indonesia bebas dari stunting atau tumbuh kerdil dengan memastikan asupan gizi yang cukup dan pola hidup yang sehat," ucap Jokowi.

Untuk memastikan pertumbuhan anak-anak Indonesia sehat, pemerintah pun telah menetapkan 100 kabupaten di Indonesia sebagai lokasi prioritas penanganan stunting secara terintegrasi antar Kementerian dan Lembaga.

Jokowi juga turut memperhatikan pendidikan anak-anak Indonesia dengan pembagian Kartu Indonesia Pintar, meningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah yang merata di seluruh Indonesia, meningkatan kompetensi berkelanjutan lebih dari 1 juta guru, realisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Namun, mengasah kepintaran dan mengasah keahlian saja, menurut Jokowi tidak cukup. Pembangunan manusia harus disertai dengan pembangunan karakter dan memiliki akhlak mulia.

"Manusia Indonesia harus memiliki karakter yang kuat, memiliki akhlak yang mulia, akhlakul karimah, agar tidak mudah patah, tidak mudah menyerah, terus optimis dalam meraih cita-cita dan prestasi," tuturnya.

Jokowi dan anak-anak PapuaJokowi saat blusukan ke Papua, berinteraksi dengan anak-anak Agats, Kabupaten Asmat, Kamis 12/4/2018. (Foto: Biro Pers Setpres)
Pemerintah memberikan penghargaan yang tinggi atas peran penting lembaga-lembaga keagamaan dalam pembentukan karakter bangsa seperti Pondok Pesantren, Dayah, Mualimin Mualimat, Seminari, Pasraman, dan Vihara. Lembaga-lembaga tersebut merupakan bagian ‘soko guru’ masyarakat dalam kehidupan sosial-keagamaan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia. Sehingga benteng kerukunan Indonesia semakin kokoh dalam menghadang arus intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Lembaga-lembaga tersebut selama ini telah berperan penting dalam menjaga keimanan, menjaga kebhinekaan, nilai kebangsaan, dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berkarakter," terang Jokowi.

Keinginan Jokowi untuk melihat anak-anak Indonesia tumbuh dengan kualitas baik, tak lepas dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Empat tahun terakhir, Indonesia masuk dalam kategori tinggi atau High Human Development. Angka IPMn di tahun 2014 yaitu 68,90 dan meningkat di tahun 2017 menjadi 70,81.

Jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa atau nomor empat terbanyak di dunia, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi antara tahun 2020 sampai 2030.

Indonesia pun diprediksi akan mempunyai penduduk usia produktif yang melimpah. Namun, upaya peningkatan pembangunan manusia ini, masih harus membutuhkan perhatian serius dan kerja keras.

"Kekuatan sumber daya manusia itu secara konsisten harus kita arahkan untuk memenangkan kompetisi, untuk menjadi bangsa pemenang sehingga bisa bersanding dengan negara-negara yang sudah maju," tukasnya. []


Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.