TAGAR.id, Jakarta - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada ibu hamil, salah satu yang sering dialami adalah demam. Demam pada ibu hamil adalah kondisi di mana suhu tubuh ibu meningkat di atas suhu normal, biasanya lebih dari 38°C, yang menandakan adanya infeksi atau gangguan dalam tubuh.
Demam saat hamil merupakan gejala adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih, influenza, radang tenggorokan, radang paru-paru, diare, atau infeksi ketuban (korioamnionitis). Prevalensi demam pada bumil mencapai 10-11%, terutama pada trimester pertama.
PAFI dengan alamat website https://pafiluwuk.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berupaya meningkatkan kesehatan melalui peran ahli farmasi, termasuk manajemen obat yang rasional dan promosi kesehatan.
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi mengenai penyebab demam pada ibu hamil, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya demam pada ibu hamil?
Secara umum, demam pada ibu hamil tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh janin yang berisiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Risiko yang dapat timbul termasuk keguguran, cacat bawaan seperti kelainan tabung saraf, kelainan jantung, bibir sumbing, serta potensi gangguan saraf pada janin yang dapat berkontribusi pada kondisi seperti autisme. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya demam pada ibu hamil yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya infeksi bakteri
Salah satu faktor penyebab demam adalah infeksi bakteri dan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Perubahan hormonal dan tekanan rahim pada kandung kemih membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi bakteri di saluran kemih.
ISK dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, urine keruh atau berdarah, serta demam yang bisa mencapai suhu tinggi. Infeksi lainnya seperti radang tenggorokan (faringitis streptokokus) juga dapat menyebabkan demam.
2. Adanya infeksi virus
Infeksi virus juga dapat menyerang sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil. Virus influenza sangat mudah menyerang ibu hamil karena sistem kekebalan tubuh yang melemah selama kehamilan. Demam tinggi, batuk, pilek, nyeri otot, dan kelelahan adalah gejala umum. Influenza pada ibu hamil berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia.
3. Adanya infeksi ketuban atau korioamnionitis
Kondisi ini adalah infeksi pada selaput ketuban dan cairan ketuban yang mengelilingi janin. Biasanya terjadi akibat infeksi bakteri yang naik dari vagina ke rahim, terutama jika terjadi pecah ketuban terlalu lama sebelum persalinan.
Gejala meliputi demam tinggi, nyeri perut, detak jantung janin yang cepat, dan keluarnya cairan berbau tidak sedap. Korioamnionitis merupakan kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera.
4. Gangguan pencernaan dan infeksi saluran cerna
Pada ibu hamil, mungkin akan mengalami gangguan pencernaan. Diare dan muntah akibat infeksi virus atau bakteri (seperti salmonella, E. coli) dapat menyebabkan demam dan dehidrasi. Dehidrasi pada ibu hamil dapat membahayakan janin karena mengurangi aliran darah dan oksigen ke plasenta.
5. Kondisi medis lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan demam pada ibu hamil adalah kondisi medis lainnya seperti toksoplasmosis. Infeksi parasit yang biasanya didapat dari kotoran kucing atau makanan yang kurang matang. Toksoplasmosis dapat menyebabkan demam ringan hingga sedang dan berisiko menyebabkan kelainan janin seperti gangguan saraf.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati demam pada ibu hamil?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai demam serta penyebab utamanya selama kehamilan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala demam saat hamil serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Paracetamol
Paracetamol adalah pilihan utama untuk meredakan demam selama kehamilan. Obat ini juga dapat meredakan nyeri yang aman untuk ibu hamil. Banyak tersedia dalam berbagai merek seperti panadol, sanmol, dumin, biogesic, rodemol, dan hufagesic. Obat ini harus digunakan dalam dosis terendah dan waktu pemakaian sesingkat mungkin. Konsultasi pada apoteker tetap diperlukan.
2. Ibuprofen
Ibuprofen kadang dapat digunakan, namun hanya di bawah rekomendasi apoteker dan tidak dianjurkan untuk usia kehamilan 30 minggu ke atas. Potensi risiko keguguran, berkurangnya cairan ketuban, dan masalah jantung janin membuat penggunaannya sangat dibatasi.
3. Obat antivirus
Jika demam disebabkan oleh infeksi virus tertentu, apoteker mungkin meresepkan obat antivirus yang aman untuk ibu hamil. Obat ini harus digunakan sesuai resep dan petunjuk dari apoteker.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengobati demam pada ibu hamil seperti minum air putih, istirahat yang cukup serta selalu mandi dengan air hangat. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker, agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai kebutuhan.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafiluwuk.org melalui smartphone Anda. []