Kementan Kembangkan Ganyong, Pangan Lokal Pengganti Beras dan Tepung Terigu

Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan ganyong, pangan lokal pengganti beras dan tepung terigu. Upaya bersama perguruan tinggi dan ISWI.
Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, Kerja sama Ditjen Tanaman Pangan dan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Kamis, 28 April 2022. (Foto: Tagar/Kementan)

TAGAR.id, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) tak hanya menggenjot produksi pangan utama, tapi juga pangan alternatif. Yakni ganyong sebagai pengganti beras dan tepung terigu. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani dan nasional. 

Upaya itu dengan menggandeng perguruan tinggi dan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI).

Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University, Satriyas Ilyas, mengapresiasi upaya Kementan tersebut.

Satriyas Ilyas mengatakan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, diperlukan upaya untuk memanfaatkan sumber pangan lain selain beras. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan adalah mengoptimalkan potensi kekayaan pangan lokal Indonesia yang melimpah, misalnya ganyong yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal.

"Rimpang ganyong dapat menjadi salah satu alternatif dalam memenuhi bahan pangan masyarakat. Ganyong itu tepung patinya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tepung terigu atau kentang, untuk pembuatan kue, bihun, mie ganyong, produk makanan lain, dan sebagainya," ujar Satriyas dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, yang merupakan Kerjasama Ditjen Tanaman Pangan dan ISWI, Kamis, 28 April 2022.

Pemanfaatan ganyong sebagai tepung, lanjut Satriyas, perlu dioptimalkan untuk meningkatkan nilai ekonominya. Dengan perbanyakan tanaman dan benih akan membuka peluang untuk crop improvement.

Apresiasi juga datang dari Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Digantara, Institut Teknologi Bandung, Indra Djodikusumo.


Rimpang ganyong dapat menjadi salah satu alternatif dalam memenuhi bahan pangan masyarakat.


Kementerian PertanianWebinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani, Kerja sama Ditjen Tanaman Pangan dan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Kamis, 28 April 2022. (Foto: Tagar/Kementan)


Indra menuturkan cara pembuatan tepung/pati ganyong. Tahapannya adalah penghilangan kulit dan kotoran, pengirisan, perendaman dengan larutan bisulfit 0,3 %, penirisan, pengeringan dengan Infrared Solar Dryer, irisan ganyong kering, penggilingan, dan pengayakan.

“Prinsip pengirisan (perajangan) terdiri atas dua gerakan yaitu gerak pemakanan dan gerak pemotongan. Kemudian untuk pengeringan, bisa menggunakan solar dryer seperti pada tepung yang ukuran dryer-nya tergantung kebutuhan," jelas Indra.

Praktisi/Pakar Lingkungan Hidup Konsultan IT, ISWI, Nugroho Widhi Santosa mengatakan produk agribisnis berbasis ganyong dapat berupa pangan, tepung, pati, bahan pembawa obat, kosmetik, dan sebagainya. Di pasar global, perlu adanya standarisasi produk yaitu dengan memelihara kompetensi pelaku agribisnis umbi ganyong agar tetap kompeten.

"Juga perlu membuat standarisasi tepung atau pati yang berkualitas internasional dan menjaga produk budidaya tanaman umbi ganyong yang berkualitas," katanya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, mengatakan Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal sangat besar yang bisa diolah untuk memenuhi kecukupan gizi pada anak. Kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun memprioritaskan diversifikasi pangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ekspor pangan.

"Sebagian olahan bahan pangan lokal Indonesia bahkan sudah diekspor ke berbagai negara, tetapi tidak dipasarkan di dalam negeri," ujarnya.

Lebih lanjut Suwandi mengatakan Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. Dengan potensi bahan pangan yang sangat besar tersebut, masyarakat Indonesia seharusnya sangat mampu untuk melakukan diversifikasi pangan, yaitu tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja, termasuk dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.

"Beberapa bahan pangan lokal Indonesia yang memiliki potensi cukup tinggi antara lain ubi kayu atau singkong, ubi jalar, jagung, sorgum, talas, ganyong, gadung, gembili, garut, porang, hanjeli, dan hotong," tandasnya. []


Baca juga






Berita terkait
Kemenkumham Anugerahi Balitbang Kementan Atas Pengembangan Produk Berbasis Eucalyptus
Kementan dianugrahi penghargaan Inovasi di Masa Pandemi.
Jelang Idul Fitri, Kementan dan TNI Gelar Pasar Mitra Tani Di Pulang Pisau
Kementan kembali menggelar Pasar Mitra Tani di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah (kalteng).
Jelang Idul Fitri, Kementan Pastikan Pangan Aman
Pasar Tani merupakan salah satu gerakan dari Kementerian Pertanian untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan 12 komoditas utama