Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu menilai penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta tidak berdampak besar terhadap sektor perekonomian.
"Dampak terhadap estimasi kita cukup minimal. Jadi, untuk PSBB, kita lihat tidak terlalu besar dampaknya," kata Fabrio dalam diskusi virtual di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat, 25 September 2020.
Masyarakat sudah mulai terbiasa new normal, tapi makan tidak berkurang bahkan bervariasi.
Terkait hal tersebut, kata Febrio, ini bisa terjadi karena tren mobilitas pada sektor ritel sudah kembali menuju ke arah positif dari yang sebelumnya. Pada April dan Mei mengalami tekanan sangat dalam. "Tren mobilitas untuk ritel ke arah positif. Orang harus belanja," ucapnya.
Selain itu, penerapan kembali PSBB dilakukan hanya di Jakarta, kata dia, sehingga masih banyak daerah lain yang memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. "Ekonomi Jakarta hanya berapa persen dari Indonesia, meski relatif besar. Tapi, daerah lain tidak ada pembatasan yang strict meski harus manajemen hati-hati," ujar Febrio.
Terkait perkonomian, menurutnya, Indonesia masih sangat lincah dalam menghadapi krisis Covid-19, seperti munculnya berbagai variasi usaha makanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Masyarakat sudah mulai terbiasa new normal, tapi makan tidak berkurang bahkan bervariasi. Ini luar biasa perekonomian kita sangat agile meski sangat rendah dibandingkan 2019," tutur Febrio.
Meski PSBB di Jakarta kembali diberlakukan sejak 14 September hingga 11 Oktober 2020, kata Febrio, akan terus dipantau dampak terhadap perekonomian kuartal III 2020. "Dampaknya ke kuartal III tidak besar, tapi kita terus pantau," kata Febrio. []