Kematian Manusia Pertama Akibat Flu Burung H3N8 Terjadi di China

Perempuan berusia 56 tahun dari provinsi selatan Guangdong adalah orang ketiga yang diketahui terinfeksi subtipe flu burung H3N8
Petugas kesehatan mengemas ayam mati ke tempat sampah di pasar grosir unggas di Hong Kong, 31 Desember 2014. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan seorang perempuan China tercatat menjadi orang pertama yang meninggal akibat virus sejenis flu burung yang jarang terjadi pada manusia. Namun, varian virus itu diperkirakan tidak menyebar antarmanusia.

Perempuan berusia 56 tahun dari provinsi selatan Guangdong adalah orang ketiga yang diketahui terinfeksi subtipe flu burung H3N8. Ini menurut WHO dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 11 April 2023, malam.

Semua kasus terjadi di China, dengan dua kasus pertama dilaporkan tahun lalu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong, China, melaporkan infeksi ketiga akhir bulan lalu tetapi tidak memberikan rincian kematian perempuan itu.

Pasien memiliki beberapa kondisi yang menjadi basis terjangkitnya virus tersebut, kata WHO, dan riwayat paparan unggas hidup.

Infeksi sporadis pada penderita flu burung umum terjadi di China di mana virus flu burung terus-menerus beredar di populasi unggas dan burung liar yang besar.

WHO mengatakan sampel yang diambil dari pasar basah yang dikunjungi oleh perempuan tersebut sebelum jatuh sakit ternyata positif influenza A(H3). Dan WHO menengarai hal tersebut menjadi sumber infeksi.

tabung reaksi flu burungSeseorang memegang tabung reaksi berlabel "Flu Burung" di samping telur, dalam sebuah ilustrasi, 14 Januari 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Dado Ruvic)

Meskipun jarang pada manusia, H3N8 umum terjadi pada burung yang menyebabkan sedikit atau tidak ada tanda-tanda penyakit. Virus itu juga menginfeksi mamalia lain.

Tidak ada kasus lain yang ditemukan di antara kontak dekat dari perempuan yang terinfeksi. Ini dikatakan oleh staf WHO.

“Berdasarkan informasi yang ada, tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, sehingga risiko penyebarannya antar manusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dinilai rendah,” ujar staf WHO.

Pemantauan semua virus flu burung dianggap penting mengingat kemampuan mereka berkembang dan menyebabkan pandemi. (ah/rs)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
WHO Turun Tangan Terkait Kasus Flu Burung di Kamboja yang Mengkhawatirkan
Situasi di negara tersebut sebagai "mengkhawatirkan” menyusul terjadinya peningkatan kasus pada burung dan mamalia baru-baru ini
0
Kematian Manusia Pertama Akibat Flu Burung H3N8 Terjadi di China
Perempuan berusia 56 tahun dari provinsi selatan Guangdong adalah orang ketiga yang diketahui terinfeksi subtipe flu burung H3N8