Kemarau Ancam Suaka Margasatwa di Kulon Progo

Beberapa wilayah di Kulon Progo sudah merasakan dampak kemarau yaitu semakin berkurangnya debit air.
Kawasan Suaka Margasatwa Sermo di Kulon Progo, DIY. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo – Kabupaten Kulon Progo kini sudah memasuki musim kemarau. Beberapa wilayah di kabupaten paling barat Provinsi DIY, utamanya di wilayah pegunungan, sudah merasakan dampak yaitu semakin berkurangnya debit air.

Pengajuan bantuan air bersih sudah dilakukan warga kepada pemerintah, meski kemudian mendapatkan bantuan dari donatur. Hujan diperkirakan tidak akan turun dalam satu bulan ke depan. Jika pun turun, intensitasnya diperkirakan di bawah normal.

Dampak musim kemarau juga mulai menyasar kawasan Suaka Margasatwa Sermo. Banyak daun kering berserakan, dan berpotensi tinggi terjadi kebakaran.

"Sekitar 70 persen dari kawasan Suaka Margasatwa Sermo, terutama kawasan yang berbatasan langsung dengan lahan masyarakat adalah daerah rawan kebakaran," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY Untung Suripto di Kulon Progo, Selasa 2 Juli 2019.

Untung menjelaskan, peristiwa lahan dan hutan terbakar, biasanya muncul pada puncak musim kemarau, yaitu pada Agustus sampai September.

Berbagai macam kegiatan dapat memicu kebakaran, seperti pembersihan lahan dengan cara dibakar, bekas api unggun kegiatan kemah dan membuang puntung rokok sembarangan.

Petugas yang diterjunkan dalam patroli, sebanyak 30 personel. Nanti masih ada bantuan 147 orang

September 2018 sekitar tiga hektare hutan di kawasan Suaka Margasatwa Sermo terbakar. Api melalap ratusan pohon, mayoritas jenis sonokeling, kayu putih, dan akasia.

Peristiwa serupa juga pernah melanda pada tahun 2013 dan 2015, penyebabnya diduga berasal dari puntung rokok dan api unggun sisa kegiatan kamping.

Masyarakat diimbau supaya menghindari aktivitas yang memicu kebakaran di kawasan konservasi. Diminta juga memberikan informasi jika terjadi kebakaran ke pihak BKSDA, Masyarakat Mitra Polisi Hutan, atau masyarakat Peduli Apik.

Lebih jauh BKSDA DIY telah menyiapkan tim patroli khusus, yang bertugas mengawasi dan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di kawasan Suaka Margasatwa Sermo.

"Petugas yang diterjunkan dalam patroli, sebanyak 30 personel. Nanti masih ada bantuan 147 orang, yang terdiri dari Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP). Mereka dibekali sejumlah peralatan pemadaman dan unit kendaraan roda empat. Tim ini sudah melakukan patroli bersama Gakkum, pada tanggal 25-29 Juni di kawasan Sermo," ujarnya.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah VI Sermo, Sugeng mengatakan, pihaknya mulai meningkatkan patroli di area hutan Konservasi Sermo dan sekitarnya.

Patroli dilakukan selama 24 jam dengan dua shift. Tim pertama, melakukan tugas sejak pagi hingga sore, sementara tim ke dua dari sore sampai pagi.

"Setiap shift yang bertugas, sekitar 20 personel, dan sebagian di antaranya berkeliling Sermo," jelas Sugeng. []

Baca juga:

Berita terkait