Jayapura - Sejumlah tokoh kelompok separatis Papua merasa senang atas penusukan Menko Polhukam Wiranto. Tokoh muda Papua, Hendrik Yance Udam pun mengecam sikap mereka.
Menurutnya, gejolak di beberapa daerah Papua dua bulan terakhir ini juga tidak terlepas dari ujaran kebencian yang disebar lewat media sosial, seperti kerusuhan di Wamena yang memakan 32 korban jiwa. Tokoh-tokoh kelompok separatis Papua disebut-sebut Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai dalang kerusuhan.
"Jangan lagi kalian mem-bully, karena Pak Wiranto ini bagian dari representasi negara. Bagaimana seandainya peristiwa ini terjadi pada keluarga kalian, pasti kalian sedih," kata Hendrik, saat dihubungi Tagar dari Jayapura, Jumat 11 Oktober 2019.
Hendrik memandang informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dilancarkan oleh kelompok separatis dan radikalisme membuat Papua semakin memanas, dua tahun terakhir ini.
Di mana isu Papua Merdeka yang dibenturkan dengan isu suku, agama dan ras (SARA) dijadikan kelompok tersebut untuk mengacaukan situasi keamanan Papua demi mencuri perhatian dunia internasional.
Untuk itu, Hendrik meminta aparat penegak hukum, yakni Cyber Crime Mabes Polri dan Polda Papua untuk memantau setiap akun-akun media sosial yang menyebarkan hoaks dan ujaran yang mengandung kebencian dan sentimen SARA.
"Semua hoaks, ujaran kebencian dan sentimen SARA dijadikan kekuatan untuk menghancurkan negara kita," ujar Hendrik, yang juga Koordinator Nasional Gerakan Rakyat Cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (Gercin NKRI).
Karma is coming after him.....I hope he dies
Dia pun meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Polri untuk memblokir akun-akun media sosial yang menyebar ujaran kebencian, dan hal-hal negatif yang menjatuhkan kredibilitas negara.
"Media sosial ini ruang empuk bagi kelompok separatis dan radikal menebar berita hoaks dan kebencian. Kalau di dunia nyata saya kira sudah tenang dan bisa diredam," ujarnya.
Seperti diketahui, sejauh ini sedikitnya sudah ditemukan tujuh publikasi yang bernada selebrasi atas insiden penusukan terhadap Wiranto.
Publikasi tersebut dibuat oleh tiga akun kelompok separatis yaitu Lewis Prai Wellip, Global Campaign, dan Manuel Metemko, serta empat akun individu atas nama Johpa, Alex Silolonrattu, Donz Wilkinson, dan Dison. Publikasi tersebut total sudah mendapatkan ribuan interaksi di media sosial, mulai dari likes, komentar dan dibagikan.
Dalam sebuah status di akun Facebook-nya, Lewis Prai Wellip dengan bahasa Inggris menuliskan "feeling thankful (merasa bersyukur)" seraya membagikan tautan berita aljazeera.com berjudul "Indonesia's security minister Wiranto hurt after stabbing attack Menteri Keamanan Indonesia Wiranto Terluka Setelah Ditusuk)".
Dalam kolom komentar dia juga menulis "Karma is coming after him.....I hope he dies… (Dia mendapat karma… Saya berharap dia mati…)".
Di akun Twitternya, Lewis Prai Wellip (@WellipPrai) menyebut dirinya sebagai diplomat dari Pemerintah Republik Papua Barat (The Government of the Republic of West Papua) dan pendiri (founder) dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). []