Untuk Indonesia

Kekuatan Raksasa Master Mind di Balik Rizieq Shihab

Saya yakin di belakang orkestra Rizieq Shihab dan FPI ada kekuatan raksasa yang menjadi master mind, kekuatan pemodal-pemodal besar. Ade Armando.
Rizieq Shihab (tengah) di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 2020. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Oleh: Ade Armando*

Saat ini kita menyaksikan gerakan bersama untuk melemahkan semangat pemerintah bertindak tegas terhadap Rizieq Shihab dan FPI. Kita baru saja mendengar adanya penggerudukan kantor polisi di Ciamis oleh para pecinta Rizieq. Ratusan orang berkumpul di masjid, berjalan kaki, dan kemudian merangsek masuk ke kantor polisi hanya untuk mengatakan mereka memprotes penahanan Rizieq.

Dengan gaya abang jago mereka bilang bersedia ditahan untuk menggantikan Rizieq. "Apabila Imam Besar kami disakiti, kami siap berdarah-darah," ujar Koordinator Aksi. Mereka juga berharap agar aksi mereka diikuti di daerah-daerah lain.

Beberapa video yang tersebar secara viral menunjukkan bahwa di berbagai daerah, juga ada protes, meski dalam skala jauh lebih kecil. Dari NTB ada video yang menampilkan beberapa orang yang mengaku-aku mewakili umat Islam NTB meminta Rizieq dibebaskan dan mereka bersedia ditangkap sebagai jaminan penangguhan penahanan Rizieq.

Kemudian ada sekitar belasan orang di Kalimantan Barat yang mengaku akan datang ke Jakarta agar ditahan satu sel bersama Rizieq. Juga menyebar video puluhan orang mendatangi Mapolsek Tanggul Jember, dengan tujuan serupa.

Selain itu ada setidaknya 3 berita tentang pelemparan bom molotov di tiga tempat berbeda, pada hari yang sama., Minggu, 13 Desember 2020. Pertama, sebuah bom molotov dilempar ke Wisma 2 gedung BCA di Petamburan, Slipi, Jakarta. Pelakunya sudah ditangkap. Di depan polisi, dia mengaku marah mendengar Rizieq ditahan. Dia sengaja mengarahkan sasaran pada BCA, karena katanya BCA adalah bank milik China.

Kedua di Makassar, juga ada pelemparan bom molotov ke kantor satuan lalu lintas di Makassar, Sulawesi Selatan. Bagian depan kantor rusak terbakar. Di lokasi teror, terdapat secarik kertas berbunyi: "Ini hanyalah perayaan kecil-kecilan untuk setiap kebrutalan kalian yang membekas di ingatan. Semua polisi adalah bajingan!"

Begitu juga sebuah pos satuan lalu lintas di Kabupaten Gowa jadi sasaran pelemparan bom molotov oleh orang tak dikenal. Untuk melengkapi aksi, terjadi juga teror verbal untuk menyerang pemerintah. Rocky Gerung misalnya menyatakan Presiden Jokowi pengecut. YouTuber Refly Harun dengan aktif membuat 10 video setiap hari untuk membela FPI dan Rizieq.

Begitu juga ada penggalangan dana yang hanya dalam beberapa hari mencapai lebih dari Rp 1 miliar untuk membantu keluarga anggota FPI yang tewas ditembak polisi. Dalam aksi dukungan lain, sudah ada setidaknya dua anggota DPR yang menyatakan bersedia menjadi penjamin penangguhan penahanan terhadap Rizieq.

Mereka adalah anggota Fraksi PKS Abu Bakar Al-Habsyi dan anggota Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman. Buat saya ini semua bisa diprediksi. Dan saya percaya ini bukan gerakan yang alamiah. Tentu saja di antara mereka ada yang tulus bersedia bahkan mempertaruhkan nyawa untuk Rizieq, seperti enam anggota FPI yang akhirnya terpaksa ditembak mati polisi.

Namun orang-orang tulus semacam itu cumalah korban. Saya yakin di belakang ini ada kekuatan raksasa yang menjadi master mind. Gerakan semacam ini bisa disebut pschological operations (psy-ops). Rangkaian peristiwa diadakan sedemikian rupa untuk mengganggu suasana psikologis masyarakat. 

Narasi yang dibangun mirip sekali dengan kebohongan tentang bagaimana para jenderal dibunuh PKI tahun 1965. Hanya saja kali ini yang jadi PKI adalah polisi dan yang jadi enam jenderal adalah 6 anggota FPI.

Infografis: Rizieq Shihab Pulang, Picu Kerumunan, Lalu DitahanRizieq Shihab Pulang, Picu Kerumunan, Lalu Ditahan. (Infografis: Tagar/Bagus Cahyo Kusumo)

Yang jadi sasaran adalah perasaan, emosi, keyakinan, persepsi masyarakat tentang apa yang terjadi. Untuk itu mereka akan terus menyebarkan narasi yang berulang-ulang untuk mendelegitimasi penangkapan Rizieq dan FPI.

Abdul Somad misalnya membawa-bawa ayat Alquran yang menyatakan bahwa barangsiapa membunuh seorang manusia, dia sama saja dengan membunuh semua manusia. Dia juga menyatakan para pembunuh tersebut akan masuk neraka. Tentu saja Somad memanipulasi ayat Alquran tersebut, dengan menghilangkan bagian pentingnya.

Dalam Alquran tidak ada larangan untuk membunuh mereka yang membawa kerusakan di muka bumi. Tapi tentu saja Somad sengaja tidak jujur. Dia sedang berusaha memainkan suasana psikologis umat Islam. Karena itu dia harus mengatakan bahwa tewasnya laskar FPI yang menyerang polisi adalah tindakan biadab yang akan mengantar para polisi masuk neraka.

Di kalangan aktivis masyarakat sipil, juga dibangun narasi bahwa tewasnya enam anggota laskar FPI itu adalah pembunuhan ilegal, pembunuhan extra judicial. FPI bahkan meminta Komnas HAM mengusut kematian para anggotanya. Sekadar catatan, Rizieq dulu bilang Komnas HAM adalah Komnas Hak Asasi Monyet. Jadi kalau mau ikuti logika Rizieq, apakah FPI menganggap para anggotanya yang tewas itu adalah 'monyet'?

Terlepas dari itu, pembangunan imej bahwa pemerintah zalim dan FPI sedang menjalankan jihad terus dilakukan. Sejumlah komentar politik menurunkan pandangan dengan judul keren, seperti "7 kejanggalan dalam pembunuhan laskar FPI". Tentu saja istilah yang digunakan adalah 'pembunuhan' karena kesan yang hendak ditimbulkan adalah polisi dengan semena-mena membunuh rakyat sipil.

Nah, kalau Anda baca daftar kejanggalan itu, jelas argumennya mengada-ada. Misalnya saja si analis bertanya, mengapa penembakan di jalan tol itu tidak menimbulkan kemacetan? Padahal dengan segera bisa dijawab bahwa penembakan memang terjadi tengah malam, sehingga sangat mungkin memang tidak ada banyak kendaraan yang lalu lalang. 

Dan kalaupun ada yang menyaksikan pasti akan buru-buru meninggalkan lokasi karena ketakutan. Masa sih para pengendara akan memperlambat kendaraan atau menonton begitu mereka melihat ada peristiwa baku tembak?

Masyarakat sekitar yang mengaku mendengar tembakan juga menyatakan mereka menghindar dari lokasi kejadian. Hanya sekadar karena tidak ada kemacetan tentunya tidak bisalah kita menyatakan itu sebagai satu dari daftar kejanggalan sehingga kita harus mencurigai polisi.

Atau misalnya ada komentar lain yang bilang bahwa mengherankan polisi menguntit dan memata-matai rombongan Rizieq. Buat saya yang mengherankan adalah mereka yang menganggap itu mengherankan. Karena bukankah jelas Rizieq berusaha menghindar dari polisi, sehingga semua tindakannya layak dipantau?

Saya yakin di belakang ini ada kekuatan raksasa yang menjadi master mind. Gerakan semacam ini bisa disebut pschological operations (psy-ops).

Dia punya track record kabur dan menjadi buron yang tidak usah dipertanyakan. Ketika dia dirawat di rumah sakit saja, dia bisa kabur lewat pintu belakang. Dan ketika polisi hendak menemuinya untuk sekadar menyerahkan surat pemanggilan, puluhan anggota laskar FPI berdiri berjajar untuk menghalangi polisi mendatangi rumah kediaman Rizieq.

Dan satu lagi, rombongan Rizieq itu memang berjalan pada tengah malam. Itu saja mencurigakan. Jadi, di mana letak kejanggalannya? Tapi tentu kita paham cacat logika semacam itu tidak mudah dideteksi masyarakat awam. Yang pernting terbangun kesan bahwa penembakan itu janggal dan merupakan bukti bahwa pemerintah memang dengan semena-mena menindas FPI.

Narasi besar yang dibangun untuk membangkitkan kemarahan umat Islam jelas adalah pemerintah Jokowi dengan sengaja menzalimi Rizieq dan FPI yang digambarkan sebagai kekuatan yang membela Islam. Munarman dengan tidak tahu malu menyatakan anggota FPI tidak pernah dipersenjatai. FPI cinta damai, FPI tidak menggunakan kekerasan.

Kebohongan semacam itu tentu saja menggelikan mengingat track record FPI selama ini. Dibangun pula cerita bahwa para anggota FPI itu tidak ditembak di tempat melainkan dibawa ke sebuah lokasi untuk disiksa. Para anggota FPI itu digambarkan oleh mereka, mati mengenaskan. Narasi yang dibangun mirip sekali dengan kebohongan tentang bagaimana para jenderal dibunuh PKI tahun 1965. Hanya saja kali ini yang jadi PKI adalah polisi dan yang jadi enam jenderal adalah 6 anggota FPI.

Rizieq sendiri bahkan menyatakan mereka pada malam itu digiring ke ladang pembantaian. Dramatis sekali kebohongan yang dilontarkan Rizieq. Dia berusaha membangun simpati umat Islam. Orang seperti Refly berusaha membangun kesan bahwa Rizieq hanyalah tokoh biasa yang selama ini kritis terhadap pemerintah dan karena itu tidak boleh dibiarkan untuk bicara. Seolah-olah dia cumalah seorang tokoh oposisi yang kritis, selevel Sri Bintang Pamungkas atau Rocky Gerung lah.

Tentu saja penggambaran semacam itu terlalu naif. Tapi tentu saja kita juga sadar semua teror dan operasi psikologis ini adalah bagian dari gerakan terencana untuk membuat pemerintah dan aparat hukum ragu untuk bertindak tegas terhadap kaum bedebah itu. Mereka ingin memobilisasi opini umat untuk melawan. Di belakang orkestrasi ini tentu ada kekuatan-kekuatan pemodal besar.

Polda sendiri bilang bahwa Rizieq akan ditahan hanya selama 20 hari, sebagai tersangka. Kalau kejaksaan menerima kasus ini, dia akan menjalani proses pengadilan. Rizieq dituntut atas dasar pasal penghasutan, tidak menuruti ketentuan undang-undang dengan ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun. Tapi jangan lupa, kali ini dia hanya menjadi tersangka untuk kasus kerumunan. Padahal masih banyak kasus pelaporan atas Rizieq yang tersimpan di meja polisi.

Saya percaya keberlanjutan kasus-kasus hukum tersebut akan sangat bergantung pada sikap Rizieq dalam kasus kerumunan ini. Dan inilah yang paling ditakutkan para perancang teror dan operasi psikologis. Bagaimana kalau Rizieq akan bicara, bicara agar kasus-kasus hukumnya diringankan? Akan ada banyak nama yang bisa terseret. Dan ini bisa jadi adalah nama-nama penting.

Karena itu mari kita dukung terus Polri membongkar kejahatan Rizieq dan FPI. Kaum penyebar teror akan terus menebarkan teror. Tapi selama kita terus mendukung Polri dan bersama-sama melawan aksi jahat mereka, percayalah Allah akan melindungi kita. Karena itu terus gunakan akal sehat. Karena hanya dengan akal sehat, kita akan dilindungi Allah agar Indonesia selamat. 

*Akademisi Universitas Indonesia

Berita terkait
Isi Surat Habib Rizieq Shihab dari Rutan Polda Metro Jaya
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menuliskan surat dari dalam Rutan Polda Metro Jaya, yang ditujukan kepada keluarganya.
Rizieq Shihab, FPI, dan Diamnya Prabowo Subianto
Sebagai Menhan jika Prabowo Subianto ikut mengomentari peristiwa tewasnya enam laskar FPI itu justru akan memperkeruh suasana.
Infografis: Alur Kepulangan Rizieq Shihab hingga Ditahan
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus kerumunan di Petamburan. Ini alurnya yang lengkap.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.