Bantul - Pandemi tidak melulu menyuguhkan kisah sedih. Di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, masih ada kisah yang membahagiakan. Kisah itu berasal dari dua pasangan yang menjalani acara nikah bareng pada Jumat 8 Mei 2020.
Pasangan pengantin tersebut, Novi Rahmawati Ningsih, 23 tahun, gadis warga Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur dengan Tunggul Pujangkoro, 25 tahun, jejaka warga Parakan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta.
Lalu pasangan kedua ialah Atik Tri Ujianti, 56 tahun, janda dengan Lupadi, 51 tahun, duda. Keduanya warga Dusun Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Pernikahan disaksikan masing-masing keluarga mempelai.
Kedua pasangan tersebut mengikuti acara nikah bareng yang diselenggarakan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) yang memang setiap tahun selalu menggelar acara nikah bareng.
Atik Tri Ujianti mengatakan dirinya sangat berbahagia karena bisa menikah meskipun di tengah wabah Covid-19. "Saya sendiri juga anggota Fortais lalu sekarang menikah dengan tetangga saya sendiri, dan ini adalah hari yang sangat bahagia di hidup saya," katanya pada Sabtu, 9 Mei 2020.
Menurutnya selain kebahagiannya juga muncul ketika emas kawin dalam bentuk APD itu bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan.
Suami Atik, Lupadi yang merupakan Duda mengatakan hal yang sama, karena dirinya bisa menikah sekaligus beramal menyumbangkan APD kepada tenaga medis. "Kebetulan saya juga duda, merasa beruntung sekali karena bisa nikah sekalian beramal dan membantu tenaga medis untuk mendapatkan APD, selain itu di acara ini panitia juga mempromosikan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)," katanya.
Sekarang menikah dengan tetangga saya sendiri, dan ini adalah hari yang sangat bahagia di hidup saya.
Acara nikah bareng yang digelar gratis ini melibatkan kerja sama sejumlah pihak. Antara lain Fortais dan desainer 1719novibamboo, tata rias Kencana Ungu, Ndalem Ayu dan didukung PMI Bantul serta KUA Banguntapan.
Tidak hanya gratis, masing-masing pasangan pengantin mendapatkan fasilitas mahar unik, cincin kawin tematik Corona, rias, dokumentasi, bingkisan manten, hingga paket bulan madu di hotel berbintang setelah pandemi berakhir.
Ketua Fortais Ryan Budi Nuryanto mengatakan biasanya acara ini selalu dihadiri banyak orang. Biasanya pasangan yang resmi menikah pun biasanya tidak sedikit. "Hari ini hanya ada dua pasangan," katanya.
Menurut dia, acara ini digelar sesuai dengan anjuran pemerintah tentang protokol Covid-19, yakni social distancing. "Maka dari itu tahun nikah bareng tahun ini hanya sederhana," katanya.
Pihak penyelenggara tetap berpegang pada SOP kesehatan pada pelaksaaan di tengah pandemi Covid-19. Baik mempelai maupun penghulu, saksi dan tamu undangan wajib memakai sarung tangan, masker dan alat pelindung diri (APD).
Meskipun sederhana, pernikahan yang diselenggarakan di kebun belakang Kantor Urusan Agama (KUA) Banguntapan Bantul itu berlangsung khidmat dan lancar. "Jadi nikahnya dilakukan di bawah pohon rambutan di belakang Kantor KUA Banguntapan, sementara pengantar atau keluarga mempelai ditempatkan di halaman depan Kantor KUA tidak boleh mendekat," ucapnya.
Ryan menjelaskan tahun ini nikah bareng menggunakan konsep ngruwat alam yang memiliki makna tersendiri dan sangat mendalam. "Kenapa konsep ini kami pakai, tujuannya adalah agar kedua pengantin yang menikah ini bisa survive dan sukses serta selalu bersyukur atas hikmah di setiap peristiwa yang mereka lalui," jelas Ryan.
Nikah bareng ini mengusung tema Ingat Nikah Jangan Lupa Berbagi Sesama dan Donor Darah. Hal ini selaras dalam rangka peringatan Hari Palang Merah Internasional dan menyambut Nuzulul Quran 1441 H. "Dalam rangka memperingati Hari Palang Merah Internasional ini, pasangan memilih mas kawin seperangkat alat salat, Alquran dan baju APD dibayar tunai. Setelah resmi menikah APD akan disumbangkan ke PMI sebagai bentuk kepedulian kepada tim medis," ujarnya. []