Kasus Terbaru HIV di Gowa Sulawesi Selatan

Dinkes Gowa temukan kasus HIV atau Human Immunodeficiency Virus di wilayah Desa Gentungan, Kecamatan Bajeng, Sulawesi Selatan.
Pengelola Program TB, Kusta dan HIV Dinas Kesehatan Gowa, Hendra Dini. (Foto: Tagar/Afrilian Cahaya Putri)

Gowa - Dinkes Gowa temukan empat kasus HIV atau Human Immunodeficiency Virus di wilayah Desa Gentungan, Kecamatan Bajeng, Sulawesi Selatan.

"Kemarin dalam sehari kami menemukan empat kasus baru di wilayah Kecamatan Bajeng, Desa Gentungan. Warga yang terkena HIV ini kini dalam penanganan tim bekerjasama Kepala Desa Kalemandalle, Kecamatan Bajeng," ujar Pengelola Program TB, Kusta dan HIV Dinas Kesehatan Gowa, Hendra Dini saat ditemui Tagar, Rabu 24 April 2019.

Dikatakan Hendra, dengan merebaknya kasus HIV di Kecamatan Bajeng membuat pihaknya harus intens melakukan penanganan agar tidak menyebar ke orang sekitar.

"HIV ini muncul karena adanya perilaku menyimpang dari manusia seperti lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual (LGBT). LGBT inipun kini mencapai 60 persen di wilayah tersebut. Namun kita masih kesulitan mendeteksi lokasi tempat berkumpulnya kalangan minoritas tersebut," jelas Hendra.

Hendra juga mengatakan, kondisi kewilayahan LGBT tidak diketahui secara pasti, ditambah lagi dengan adanya kasus lelaki seks lelaki (LSL) yang juga sangat tinggi. Sedangkan, LGBT saja sudah mencapai 60 persen.

"Yang menjadi kendala kita tidak tahu dimana spot-spotnya atau tempat-tempatnya berkumpul," ungkap Hendra.

Belakangan terungkap jika kalangan minoritas ini ada di Desa Kampili, kemudian di Kecamatan Bajeng dan di Kecamatan Parangloe.

"Dari hasil screening juga, tim kami menemukan dua kasus baru di Kecamatan Parangloe. Dan setelah dilakukan screening ternyata ada juga di Kampili, Bajeng, Parangloe. Saya ke Parangloe karena ternyata teman menemukan dua kasus baru disana dengan cara screening biasa," ucap Hendra. 

"Dua kasus ini terendus dari hanya mencurigai kenapa ini orang sering sekali diare? kenapa terdapat jamur juha? Saya bilang semua Infeksi Menular Seksual (IMS)  yang terinfeksi dan berulang harus discreening, dan ternyata hasilnya positif (positif HIV)," imbuhnya.

Kemunculan HIV di Gowa terbilang sudah cukup lama. Hanya saja tambah Hendra, timnya baru kembali aktif setelah 2017 dimana program HIV di Gowa kembali dijalankan. Mengingat sebelumnya program ini sempat berhenti, karena tidak ada pengelola program.

"Iya dan penemuan baru kita sejak 2018 hingga kini ada 72 kasus. Semenjak LGBT ini mengakar di beberapa wilayah di Gowa, hasil deteksi tim ada sekitar 500 orang terjangkit penyakit ini dan didominasi usia produktif," ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, dr Hasanuddin mengatakan, gejala HIV tidak beda jauh dengan penderita TB.

"Gejalanya itu mirip-mirip penderita TB, seperti kurus dan itu yang banyak kita dapatkan," katanya.

Pihaknya saat ini telah menjalankan program, semua yang berisiko terkena HIV diperiksa. Salah satu target pemeriksaan adalah ibu hamil, sebab rentan tertular semisal dari suaminya. 

Pihak lain yang berisiko tertular adalah bayi yang terkontaminasi dari ibunya saat hamil tersebut, yang juga karena efek penularan dari suaminya. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu