Kasus Novel Baswedan 16 Bulan Dalam Kegelapan

Kasus Novel Baswedan 16 bulan Dalam Kegelapan. Polri mempersilakan Novel mengungkap polisi yang dicurigainya.
Kasus Novel Baswedan 16 Bulan Dalam Kegelapan | Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan melambaikan tangan saat menghadiri acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Kegiatan itu sekaligus diselenggarakan untuk memperingati 16 bulan kasus penyerangan Novel Baswedan yang belum menunjukkan titik terang. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Jakarta, (Tagar 28/7/2018) - Polri mendukung adanya inisiatif dari Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) yang akan memberikan hadiah sepeda bagi orang yang berhasil mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

"Itu bagus," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol. Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/7) mengutip Antara.

Iqbal berpendapat bahwa sayembara tersebut bukan bentuk sindiran kepada Polri. Bahkan, pihaknya terpacu untuk terus mendalami kasus Novel.

"Rencananya penyidik akan minta keterangan tambahan kepada Saudara NB (Novel Baswedan), kami akan koordinasi kapan NB bisa datang," kata Iqbal.

Pihaknya pun mempersilakan Novel untuk membeberkan dugaan keterlibatan oknum polisi yang dicurigainya.

Menurut Iqbal, dalam mengungkap suatu kasus, Polri bekerja berdasarkan fakta hukum, tidak dengan asumsi pihak-pihak tertentu.

"Ada yang menyebut terlibat, silakan buktikan. Sebut (nama), buktikan. Kami akan cantumkan di BAP," tuturnya.

Iqbal menegaskan bahwa Polri sudah berusaha maksimal mengungkap kasus ini meski hasilnya berjalan lamban.

Untuk memperoleh titik terang kasus ini pun pihaknya juga telah berupaya mendapatkan informasi dari masyarakat dengan membuka hotline pengaduan masyarakat.

"Ratusan bahkan ribuan orang memberi informasi. Ada informasi sensitif apa pun, polisi terima, polisi tuangkan dalam BAP," katanya.

Meskipun demikian, menurut dia, lama waktu yang dibutuhkan serta tingkat kerumitan dalam mengungkap suatu kasus dengan kasus lainnya berbeda-beda.

"Ada yang cepat terungkap, ada yang lama. Jangan disamaratakan," katanya.

WP KPK akan memberikan hadiah berupa sepeda bagi siapa pun yang berhasil mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

Ketua WP KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan bahwa sayembara sepeda ini simbol WP KPK dan rakyat tidak akan berhenti mendukung pengungkapan kasus Novel sampai kapan pun.

Sudah 16 bulan sejak terjadinya kasus penyerangan terhadap Novel, hasil investigasi Polda Metro Jaya belum juga menemukan titik terang alias masih berada dalam kegelapan.

Baca juga: Sepeda di Depan Lobi KPK

Novel Baswedan Kembali BekerjaKetua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo (kanan) bersama Penyidik senior KPK Novel Baswedan (kiri) membacakan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo saat acara penyambutan Novel kembali aktif bekerja, di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Kegiatan itu sekaligus diselenggarakan untuk memperingati 16 bulan kasus penyerangan Novel Baswedan yang belum menunjukkan titik terang. (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)

Bertanya Pada Presiden

Pada hari yang sama Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan bahwa Novel Baswedan tetap menjadi penyidik di institusi penegak hukum tersebut.

"Selamat datang Dik Novel yang sudah dapat kembali bertugas di KPK. Anda adalah warga kami, insan KPK yang tetap bertugas di tempat semula tanpa mutasi," kata Agus Rahardjo di gedung KPK Jakarta.

Novel tiba di gedung KPK sekitar pukul 09.00 Wib dan disambut oleh Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Direktur Gratifikasi KPK Giri Supradiono, mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, para aktivis antikorupsi serta sekitar 200 orang pegawai KPK.

Novel Baswedan sesungguhnya sudah kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 dari pengobatan selama lebih dari 10 bulan sejak kedua matanya disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Namun sejak Februari sampai saat ini ia belum dinyatakan sehat untuk bekerja oleh dokter yang menanganinya. Kondisi mata Novel, menurut hasil diagnosa dokter, mata kiri mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

"Mudah-mudahan kehadiran Dik Novel bisa memberikan semangat baru terutama saat Dik Novel pergi ada pengangkatan IM (Indonesia Memanggil) 12 dan 13, mudah-mudahan dapat memberi motivasi, teladan dan harapan agar kita dapat berkembang terus, memajukan KPK dan bisa bertambah baik dan memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara," tambah Agus.

Mengenai pelaku penyerangan Novel, Agus berjanji akan menanyakan kelanjutkannya kepada Presiden Joko Widodo bila pimpinan KPK bertemu dengan Presiden.

"Kami juga akan bertanya ke pemerintah kelanjutan kasus Dik Novel dan kalau ketemu Presiden akan kami tanyakan hal itu. Mengenai pengobatan kami usahakan mendapat fasilitas terbaik, Insya Allah kalau pun tidak bisa 100 persen sembuh tapi bisa mendapat pengobatan yang terbaik. Mari bergandengan tangan untuk melawan korupsi," ungkap Agus.

Dukungan untuk Novel

Abraham Samad mantan Ketua KPK mendesak dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku penyerangan Novel.

"Waktu yang kita berikan sudah cukup, tidak ada alasan untuk tidak membuat TGPF dan atas nama alumni saya mohon kepada pimpinan yang ada sekarang agar supaya Novel jangan dimutasikan ke tempat lain, Novel harus tetap sebagai penyidik karena kalau Novel dimutasikan kita kalah oleh para koruptor dan itu yang diinginkan, mari terus satukan kekuatan mendorong pemerintah untuk membentuk TGPF," kata Abraham Samad.

Muhammad Isnur Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), mengatakan bahwa bila Novel mendapat kewenangan untuk mengusut pelaku penyerangannya tersebut maka ia hanya butuh tiga hari untuk menangkapnya.

"Pertanyaannya apakah hukum tidak sanggup menangkap yang bagi Novel tiga hari selesai? Ini 16 bulan belum terungkap, ada apa? Bukan hanya Novel tapi buat kami aktivis, pegawai KPK, jurnalis yang sedang bekerja untuk menyelamatkan Indonesia dari korupsi. Butuh berapa lama lagi? Untuk pimpinan KPK juga kami minta agar tegas, kami butuh TGPF," kata Isnur.

Bambang Widjojanto mantan Wakil Ketua KPK mengatakan, Novel menjadi terkenal bukan hanya karena berani tapi juga karena menjaga integritas.

"Novel hadir merupakan contoh integritas. Pangkat mayor tapi kelakuannya jenderal. KPK tetap hidup karena bersekutu dan melibatkan partisipasi publik. Kalau KPK main-main dan tidak mengikutkan partisipasi publik maka KPK di ujung tanduk. Rapatkan barisan kuat dengan rakyat untuk meletakkan tekad yang kuat sehingga bisa membebaskan bangsa dari kejahatan apa pun, kita bagian dari gerakan. Selamat datang Novel, selamat datang harapan, tegakkan integritas siapa pun akan kita tundukkan dengan kekuatan itu," kata Bambang. []

Berita terkait