Jakarta – Pandemi virus corona jadi salah satu isu yang dijadikan kubu Demokrat melalui Calon Presiden (Capres) Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sebagai amunisi menyerang kebijakan Presiden Donald Trump dalam setiap kampanye. Langkah Biden itu masuk akal karena jumlah kasus konfirmasi positif virus corona (Covid-19) di AS terus menggeliat dengan kasus harian 80.000-an sampai 100.000-an per hari. Puncaknya pada tanggal 5 November 2020 kasus harian tembus 100.000 yaitu 105.990. Jumlah ini terbanyak sedunia.
Jumlah kasus kumulatif, seperti dilaporkan worldometer per tanggal 5 November 2020 mencapai 9.799.036 dengan 239,819 kematian. AS ada di puncak pandemic virus corona dunia.
Kasus harian tertinggi sebelumnya dilaporkan tanggal 30 Oktober 2020 sebanyak 101.541. Di belakang AS ada India dengan laporan kasus terbanyak pada tanggal 16 September 2020 sebanyak 97.859. Jumlah kasus di India pada 5 November 2020 mencapai 8.363.412 dengan 124.354 kematian yang menempatkan India di peringkat ke-2 dunia.
Ketika pandemi bergejolak di beberapa negara Presiden Trump justru sesumbar dengan mengatakan tidak ada kesempatan bagi virus corona untuk menginfeksi warga AS. Ini dikatakan Trump tanggal 11 Maret 2020 ketika jumlah kasus di AS dilaporkan 1.301 yang tersebar di beberapa negara bagian.
Celakanya, banyak warga AS mempercayai informasi bohong (hoaks) tentang virus corona, padahal rakyat AS literasinya tinggi dengan media-media besar dunia. Mereka mengatakan Covid-19 adalah kebohongan besar yang justru didukung oleh Presiden Trump dengan membuka lockdown yang diterapkan gubernur di beberapa negara bagian.
Unjuk rasa besar-besaran menentang lockdown dengan poster-poster yang menyebut Covid-19 bohong dan mengaitkan virus corona dengan bangsa, ras dan negara tempat virus pertama kali terdeteksi yaitu China. Ketika keluar dari rumah sakit setelah isolasi karena terpapar virus corona Trump mengakan virus corona sebagai ‘virus China’.
Dalam kampanye Biden menegaskan dia akan menangani pandemi virus corona dengan langkah yang tepat yaitu tes-tracing-isolasi. Ini merupakan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO). Presiden Trump sendiri mengeluarkan AS dari WHO karena dia mengatakan pandemic virus corona terjadi karena kelalaian WHO.
Jika Biden terpilih ke Gedung Putih, maka selain berjuang keras menangani pandemic dia juga berhadapan dengan warga yang sudah termakan kebohongan Trump tentang virus corona. []