Jakarta – Kanada menghentikan sementara impor dari produsen sarung tangan Malaysia Supermax Corp karena menunggu hasil audit. Keputusan itu diambil beberapa minggu setelah Amerika Serikat (AS) melarang perusahaan tersebut atas tuduhan pengerahan tenaga kerja paksa.
Kantor Berita Reuters, Senin, 15 November 2021, melaporkan pabrik-pabrik Malaysia yang memproduksi berbagai macam barang, mulai dari sarung tangan medis hingga minyak kelapa sawit, semakin mendapat sorotan atas tuduhan penyalahgunaan pekerja asing, yang merupakan bagian penting dari tenaga kerja manufaktur.
Setelah Amerika Serikat menangguhkan impor Supermax bulan lalu, Departemen Layanan dan Pengadaan Publik Kanada mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya menahan pengiriman Supermax karena menunggu laporan Supermax Healthcare Canada yang diharapkan akan keluar pada pertengahan bulan.

"Mengingat situasi saat ini, Kanada telah terlibat dengan perusahaan untuk mencari jaminan bahwa Supermax Corp tidak terlibat dalam praktik kerja paksa," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.
Supermax tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengeluarkan "Perintah Penahanan Pelepasan" pada 21 Oktober 2021 yang melarang impor dari Supermax berdasarkan informasi wajar yang mengindikasikan penggunaan kerja paksa dalam operasi manufakturnya.
Supermax mengatakan telah melakukan kontak dengan agensi AS untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut. Perusahaan juga telah menugaskan sebuah perusahaan konsultan independen untuk melakukan audit terhadap status pekerja asing di pabriknya.
Kanada mengatakan akan menentukan langkah selanjutnya setelah meninjau laporan dari Supermax cabang Kanada.
Karyawan memeriksa sarung tangan lateks Agustus 2020 (Foto: bbc.com/Indonesia – AFP)
"Pemerintah Kanada berkomitmen untuk memastikan bahwa mereka tidak melakukan bisnis dengan perusahaan yang menerapkan praktik tidak etis, baik secara langsung maupun dalam rantai pasokan mereka," tambahnya (ah/rs/au)/Reuters/voaindonesia.com. []
Kerja Paksa di Pabrik Sarung Tangan di Malaysia Meningkat
Buruh Indonesia Kerja Paksa di Armada Perikanan China
Ribuan Karyawan Pabrik di Malaysia Terpapar Virus Corona
Malaysia Akan Tinjau Biaya Perekrutan Tenaga Kerja Migran