Kampanye Hak Satwa Paris Larang Anak-anak Tunggangi Kuda Poni

Pelarangan tersebut diterapkan menyusul kampanye yang dilakukan para aktivis hak-hak binatang
Ilustrasi - Kuda poni terlihat di perumahan di Twickenham, barat daya London, Inggris, 23 April 2020. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

TAGAR.id, Paris, Prancis – Paris, Ibu Kota Prancis, akan melarang anak-anak menunggangi kuda poni di taman umum mulai 2025. Pelarangan tersebut diterapkan menyusul kampanye yang dilakukan para aktivis hak-hak binatang yang berpendapat bahwa kuda poni tidak diperlakukan dengan baik.

Naik kuda poni telah menjadi aktivitas populer di taman-taman Paris seperti Champ de Mars, Parc Monceau, dan Parc du Luxembourg selama beberapa dekade, kebanyakan pada akhir pekan dan selama liburan sekolah.

Kelompok hak-hak hewan terus mengkampanyekan pelarangan wahana tersebut, dengan alasan bahwa kuda poni harus bekerja berhari-hari tanpa pernah dipindahkan. Satwa-satwa tersebut juga tidak memiliki akses permanen ke air tawar dan jerami, dan menderita berjam-jam di dalam truk yang mengangkut mereka dari desa ke kota.

"Poni bukan mainan. Anak-anak tidak belajar apa-apa tentang mereka dari jalan-jalan ini, tidak ada hubungan emosional yang tercipta. Itu hanya mengubah kuda poni menjadi objek hiburan," kata aktivis Paris Animaux Zoopolis (PAZ), Amandine Sansivens.

kuda islandia di jermanKuda Islandia (kiri) dan kuda poni Shetland bermain di peternakan pejantan di Wehrheim dekat Frankfurt, Jerman, 18 Januari 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Petisi PAZ untuk melarang wahana tersebut berhasil mengumpulkan lebih dari 8.400 tanda tangan.

Setelah memperkenalkan piagam untuk kesejahteraan kuda poni pada 2021, balai kota memutuskan untuk menghapus izin operator perjalanan pada bulan lalu.

Stephane Michaud, Direktur AnimaPoney mengatakan kuda poninya hanya bekerja sekitar 150 hari per tahun. AnimaPoney sendiri adalah operator wahana kuda poni di beberapa taman di Paris, tetapi setengah dari wahana miliknya telah ditutup.

Di pusat kuda poni Rambouillet di selatan Paris, dia mengatakan bahwa sejak era 1990-an, dia mulai membawa kuda poni dari pedesaan ke Paris karena pada saat itu kuda poni disimpan di kandang kuda di kota dalam kondisi yang kurang optimal.

"Saya telah bekerja dengan kuda poni selama 35 tahun, saya tahu kebutuhan mereka. Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan," katanya.

Warga Paris yang sering kali membawa anak-anak mereka menunggang kuda poni meragukan larangan tersebut.

"Untuk anak-anak itu menyenangkan. Mereka menyukai kontak dengan kuda poni," kata Celine Papouin, yang putrinya dengan percaya diri duduk di atas kuda poni di Parc Monceau.

Meryem, 63, berjalan dengan dua kuda poni di tali, masing-masing membawa satu cucu, mengatakan jika wahana itu dilarang, balai kota harus menjelaskan alasannya.

"Tapi apa lagi yang harus kita hentikan? Menunggang kuda, menunggangi polisi, memelihara kuda pacuan?" tukasnya. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Meriah! Parade Budaya dan Satwa Peringatan HUT RI ke-78 di Taman Safari Bogor Disambut Ribuan Pengunjung
Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, kembali menggelar kegiatan tahunan "Culture and Animal Carnival" atau Parade Budaya dan Satwa.