Kalah Lagi, PSG Catat Rekor Buruk Usai Juara Liga

Paris Saint Germain kembali menelan kekalahan di pertandingan Ligue 1 Prancis. Mereka dikalahkan Montpellier 2-3.
Bek Paris Saint Germain Dani Alves di pertandingan melawan Montpellier di Ligue 1 Prancis, Rabu, 1 Mei 2019, dinihari WIB. Di pertandingan itu, PSG kalah 2-3. (Foto: psg.fr)

Jakarta - Paris Saint Germain kembali menelan kekalahan di kompetisi Ligue 1 Prancis. Dalam duel di Stade de la Mosson, Rabu, 1 Mei 2019, dinihari WIB, PSG dipaksa menyerah 2-3 oleh tuan rumah Montpellier. 

Kekalahan itu memang sudah tidak berpengaruh lagi pada PSG. Pasalnya, mereka sudah menjadi juara Ligue 1 sebelum kompetisi selesai. Ya, PSG memastikan merenggut gelar liga untuk ke enam kalinya selama tujuh tahun terakhir.

Sebaliknya, bagi Montpellier kemenangan itu menjadi sangat berarti karena membuka peluang mereka untuk masuk ke zona Eropa. Kini, Montpellier yang menduduki peringkat lima memiliki poin 54. 

Mereka masih tertinggal delapan poin dari Lyon yang berada di peringkat empat atau zona Liga Champions. Di peringkat lima ada Saint-Etienne yang memiliki poin 59. Dengan menyisakan empat pertandingan lagi, secara matematis, Montpellier bisa menyodok ke empat besar. 

Sedangkan bagi PSG, kekalahan itu memperpanjang hasil buruk karena mereka hanya sekali menang selama enam pertandingan terakhir. Satu-satunya kemenangan diraih saat mengalahkan Monaco 3-1 yang mengantarkan PSG menjadi juara liga. Sayangnya, mereka gagal meraih double winners.

Ya, ambisi Les Parisiens untuk meraih gelar ganda dengan merebut Coupe de France atau Piala Prancis gagal. Di final, Rennes sukses menaklukkan PSG 6-5 lewat drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 2-2. 

Bisa saja mengatakan kalau kompetisi sudah selesai bagi kami. Jadi kami tak perlu serius lagi menghadapi pertandingan lain

Usai kalah di Piala Prancis, tren buruk itu terjadi saat PSG melakoni laga tandang melawan Montpellier. Sempat dua kali unggul, PSG akhirnya menyerah. Kekalahan itu membuat bek Marquinhos kecewa. Menurut dia PSG seharusnya tidak mengalami kekalahan untuk kedua kali secara berturut-turut. 

"Ini situasi sulit. Tetapi bila kami bekerja keras lagi, kami yakin bisa mengatasinya. Saya sudah menyampaikan ke rekan tim. Bahwa sepak bola adalah permainan kolektif dan kami tidak punya pilihan lain. Saat menguasai bola atau tidak, bila kita tidak berpikir satu dengan lain, ya seperti ini...," kata Marquinhos. 

"Bisa saja mengatakan kalau kompetisi sudah selesai bagi kami. Jadi kami tak perlu serius lagi menghadapi pertandingan lain. Bila itu yang dilakukan, kami akan mendapat tamparan dari suporter dan media. Dan, haters pun punya alasan untuk tetap tidak menyukai kami," ujarnya. 

Di laga itu, PSG mengawalinya dengan keunggulan lewat gol bunuh diri Ambroise Oyongo menit 13. Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Tuan rumah menyamakan skor saat bek PSG Presnel Kimpembe juga membuat gol bunuh diri menit 22.  

Di babak kedua, PSG kembali memegang kendali permainan. Bahkan mereka unggul lagi saat Angel Di Maria sukses menaklukkan kiper Benjamin Lecomte menit 62. 

Hanya, lagi-lagi, mereka gagal mengamankan kemenangan tersebut saat pertandingan tersisa 10 menit lagi. Penyerang Montpellier Andy Delort berhasil menyamakan skor menjadi 2-2 menit 80. Dan, kemenangan tuan rumah ditentukan oleh pemain pengganti Souleymane Camara. 

Baru masuk pada menit 83, pemain asal Senegal ini kemudian mencetak gol. Dia menaklukkan kiper Gianluigi Buffon di menit 85. Pertandingan pun berakhir dengan skor 3-2 untuk Montpellier.

Marquinhos tegaskan kegagalan itu tidak boleh terulang. Pasalnya ini untuk persiapan menghadapi musim berikutnya. 

"Ini salah satu momen paling sulit karena kami tidak bisa memberi jawaban yang bagus atas kekalahan ini. Musim berikutnya? Kami harus mempersiapkannya sejak sekarang. Tetapi kami tidak akan bermain seperti di empat pertandingan itu," katanya. 

"Kami adalah PSG. Kami tim juara. Dan kami harus memberikan suka cita dan kegembiraan kepada suporter," ujar Marquinhos lagi. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"