Kakesdam III/Siliwangi: Cuci Tangan Cegah Corona

Kakesdam III/Siliwangi Kolonel Ckm dr Purwo Setyanto sosialisasikan COVID-19 di Makodam III/Siliwangi Jalan Aceh, Bandung, Senin, 9 Maret 2020
Kakesdam III/Siliwangi Kolonel Ckm dr. Purwo Setyanto (Foto: Tagar/Humas Pengdam III/Siliwangi).

Bandung - Kakesdam III/Siliwangi Kolonel Ckm dr Purwo Setyanto mengingatkan kepada seluruh anggotanya pentingnya mencuci tangan yang benar sebagai salah satu cara mencegah terinfeksi virus Corona tipe baru atau COVID-19 (Corona Virus Disease 2019).

“Saya yakin anggota sudah banyak mendapat informasi tentang penyakit ini. Saya juga didampingi oleh perawat dari Rumah Sakit Sariningsih, karena mereka sudah terakreditasi utama tahun lalu, nanti (mereka) akan mengingatkan kita pentingnya mencuci tangan yang benar, kunci dari pencegahan penyakit ini adalah cuci tangan,” tuturnya usai pelaksanaan upacara mingguan di Lapangan Upacara Makodam III/Siliwangi Jalan Aceh, Bandung, Jawa Barat, Senin, 9 Maret 2020.

Menurut dr Purwo, COVID-19 ini merupakan jenis virus influenza biasa tetapi sifat dari virus ini selalu bermutasi atau berubah. Jika dibandingkan dengan penyakit SARS atau flu burung yang banyak menyerang burung, unggas, ayam dan flu timur tengah atau MARS, sebenarnya semuanya sama jenis virusnya.

“Rupanya virus ini (COVID-19) lebih pintar, sehingga dia bermutasi menjadi virus Corona. Kenapa Corona? Corona itu crown atau mahkota, pasti digambar-gambar di Youtube dan WA ada gambar yang keluar dari bulatan itu,” katanya.

Meskipun demikian, ia mengimbau agar masyarakat tidak khawatir karena sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan. Seperti keberhasilan Vietnam, Kamboja, Srilanka dan Nepal yang bisa menyembuhkan pasien dengan COVID-19 100%. “Virus ini, penyakit ini saya yakin bisa disembuhkan, jangan ragu bisa disembuhkan. Bahkan negara maju pun kalah dalam penanggulangan virus ini dibandingkan dengan negara-negara belum maju,” jelas dia.

Dilihat dari persentase kematian COVID-19 pun, virus ini pun hanya 4 sampai 4% di negara asalnya, Wuhan, China. Sedangkan di luar China persentase kematiannya hanya 1 % saja. Artinya, 90% lebih pasien COVID-19 bisa disembuhkan. “Sehingga kita jangan panik dan bingung (menghadapinya),” imbau dia.

COVID-19 Menginfeksi 19 Warga Indonesia

Masih menurut Kolonel Ckm dr Purwo, saat ini di Indonesia 19 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Setiap pasien tersebut sudah diberikan kode 1 sampai 19, dan ingat saat ini belum ada pasien positif COVID-19 di Indonesia meninggal. Bahkan laporan dari Menteri Kesehatan, yang disampaikan oleh juru bicara Pemerintah dalam hal COVID-19 ini yaitu, dr Ana Yulianto, ke-19 orang ini positif dan kondisinya terus membaik.

“Pemerintah menyatakan dipastikan 6 pasien ini telah melalui pemeriksaan yang akurat, ini sudah dilakukan oleh Amerika dan sudah dijawab oleh Menteri Kesehatan bahwa standar alat kita standar WHO. Alat-alatnya juga beli dari WHO, dan pelatihannya juga dari WHO. Kalau ada berita-berita di Tasikmalaya dan Cianjur ada yang meninggal yang dicurigai corona virus ternyata hasil labnya negatif, perlu diketahui bahwa gejala penyakit ini sama dengan flu biasa,” terang dia.

Selain cuci tangan sebagai salah satu cara mencegah tambah dia, ia pun mengingatkan untuk terus terang kepada dokter atau perawat yang merawat soal rekam jejak perjalanan terutama ke daerah endemis seperti China, Korea, Italia dan Iran saat diketahui terkena flu. “Oleh karena itu,4 negara ini warganya tidak boleh masuk ke Indonesia,” ujar dia.

Selain itu, Kolonel Ckm dr Purwo pun meminta pasien yang sakit jujur atas jejak interaksi atau kontak langsung dengan orang-orang dari negara-negara endemis, karena dari kasus COVID-19 yang ada di Indonesia diketahui 6 orang ini, 5 diantaranya satu kejadian atau satu claster dari kejadian awal tertularnya.

“Dan pemerintah melalui Menteri Kesehatan mengajak kejujuran tadi siapa saja yang ikut dalam pesta itu termasuk pasien nomor 1 ini pernah berobat ke salah satu Rumah Sakit Swasta hanya batuk pilek, dan dokternya juga tidak mengira kalau ini positif. Ngomongnya biasa tapi dampaknya apa 70 orang karyawan termasuk dokter, perawat dan stafnya dikarantina,” keluh dia.

Bagaimana penularannya tanya dia? Penularannya melalui kontak langsung terhadap pasien yang bersin-bersin dan batuk-batuk. Oleh karena itu, agar tak tertular sebaiknya ambil pencegahan 2 meter.

“Kuncinya adalah cuci tangan, sedangkan pencegahan selanjutnya pertahankan badan dalam kondisi fit, makan cukup sehat bergizi dan minum cukup. Kemudian cara masuk virus ini lewat mata, lewat hidung dan lewat mulut. Untuk penggunaan masker digunakan hanya kepada orang yang sakit dan orang sehat yang merawat seperti dokter dan perawat,” imbau dia. []

Berita terkait
Dubes: WN Jepang Bukan Pembawa Corona di Indonesia
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii menilai warganya yang tinggal di Indonesia bukan sumber penyebar virus Corona.
Sri Mulyani: Harga Minyak Dunia Turun Akibat Corona
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan virus Corona mempengaruhi ekonomi global, terutama harga minyak dunia.
Italia Lebihkan Anggaran untuk Lawan Virus Corona
Pemerintah Italia melebihkan anggarannya untuk melawan virus corona agar tidak berdampak pada perekonomian negara tersebut.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.