Kagum Keindahannya, Ibu Negara Iriana Akui Danau Toba dan Samosir Kepingan Surga dari Tuhan

Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengungkapkan kekagumannya atas keindahan Danau Toba.
Para penari Batak menyambut kehadiran Ibu Negara Iriana Joko Widodo di pelataran Gedung Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba di Samosir, Rabu (18/4). (Foto: Dok. BPODT)

Samosir, (Tagar 18/4/2018) - Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengungkapkan kekagumannya atas keindahan Danau Toba.

"Danau Toba itu bagus bagus semuanya," kata Iriana saat ditanya media di acara penanaman pohon bersama para OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja) di  Geopark Toba, Sigulatti, Samosir, Sumatera Utara.

Saat ditanya wartawan apakah sependapat dengan istilah Danau Toba dan Samosir adalah kepingan surga dari Tuhan? Iriana menjawab. "Iya benar banget."

Mengutip siaran pers kementerian pariwisata, Danau Toba akan dijadikan sebagai destinasi utama pariwisata kelas dunia. Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia dengan lebar 30 kilometer dan panjang 100 kilometer.

"Danau Toba sedang kita ajukan sebagai UNESCO Global Geopark. Kalau sudah dapat itu, nanti akan semakin mudah untuk mempromosikan dan menjual Danau Toba sebagai destinasi utama kelas dunia," ungkap Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo.

Pemerintah sudah mencanangkan rencana untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi utama pariwisata kelas dunia baik untuk wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara.

Menurut laporan, jumlah wisatawan pada 2017 berjumlah 250 ribu. Pada waktu yang akan datang, Kemenpar mempunyai target 300 ribu wisatawan baik dari mancanegara maupun dalam negeri. Untuk mancanegara, Ia menargetkan satu juta wisatawan dan 10 juta wisatawan nusantara.

Untuk mencapai target ini, ada tiga langkah utama yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pertama, melakukan promosi besar-besaran terutama di bagian digital media. Kedua, pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas di mana Danau Toba masuk di dalamnya, dan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mensertifikasi SDM tersebut sesuai standar yang berlaku.

Seperti diketahui, segala upaya dilakukan oleh Kemenpar untuk memajukan Danau Toba. Pembangunan sejumlah infrastruktur hingga pengajuan Toba ke UNESCO pun dilakukan.

Seperti yang rutin diungkapkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa para pelaku pariwisata harus membangun suatu destinasi dengan menggunakan global standard apabila ingin bersaing di tingkat dunia. Hal itu pun berlaku sama untuk Danau Toba di Sumatera Utara yang masuk satu dari 10 destinasi prioritas.

"Tentang pengembangan destinasi Danau Toba kelas dunia saya sebut, kalau ini kita pakai global standard. Kita nggak membangun Danau Toba tapi Sumut, itu ikon yang mau kita munculkan. Salah satunya dengan sertifikasi UNESCO Global Geopark, kita harapkan daftar tahun ini 2018 dapat," ujar Arie.

Geopark merupakan wilayah geografis terpadu dengan mengedepankan perlindungan lanskap dan situs geologi yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan antara konservasi, edukasi dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Selain Geopark Kaldera Toba, yang telah dan akan ditetapkan sebagai Geopark dunia oleh UNESCO adalah Geopark Batur Bali, Geopark Gunung Sewu Yogya - Jawa Tengah - Jawa Timur, Geopark Merangin Jambi, Geopark Rinjani Nusa Tenggara Barat dan Geopark Ciletuh Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

“Indonesia ini kaya akan geopark. Semuanya luar biasa eksotis dengan karakteristik khas masing-masing. Semuanya layak untuk dinikmati sensasinya. Untuk itu, wisatawan sudah harus memasukan geopark-geopark ini sebagai destinasi. Sebab, atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya sudah bagus. Untuk kebutuhan informasi, semua juga tersedia lengkap,” tutur Arie lagi.

Pusat Informasi Geopark ini diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pertengahan Januari 2018 lalu. Fungsi dari Pusat Informasi Geopark Nasional Kaldera Danau Toba di Sigulatti ini menyajikan beragam informasi atas kronologi historis peristiwa super volcano, memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat menumbuhkan rasa cinta dalam melindungi warisan geologi dan kesadaran akan pentingnya pelestarian bumi.

“Indonesia memiliki beragam potensi. Semua sudah terdokumentasi dengan sangat baik. Kami berharap, informasi ini bisa melengkapi kebutuhan wisatawan,” terangnya lagi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, tentunya promosi dan pengajuan Danau Toba ke lembaga internasional sekelas UNESCO saja tidak cukup. Danau Toba perlu didukung oleh infrastruktur. Menpar bersyukur penunjang seperti Bandara Silangit sudah menjadi bandara internasional.

"Kalau mau jadi destinasi level dunia harus punya akses bandara internasional, Bandara Silangit sudah mendukung, semoga akan terus berdampak bagi pariwisata,"kata Menpar Arief Yahya.

Selain Bandara Silangit yang sudah menjadi Bandara Internasional, Menpar juga berencana untuk membuat akses udara lain melalui Bandara Sibisa di Ajibata, Samosir. Kalau sudah jadi, hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk mencapai Kota Parapat.

Namun tidak hanya akses udara yang dibenah, akses darat seperti jalan dan jalur kereta akan dibuat dan dirapikan. Tujuannya adalah untuk mempersingkat waktu tempuh wisatawan menuju Danau Toba.

"Darat dari Kualanamu ke Tebing Tinggi lebaran ini selesai, Tebing Tinggi ke Pematangsiantar, dari Siantar ke Parapat, diharapkan 3 segmen ini selesai 2019. Kedua inner ring road, lalu kita sedang minta agar kereta api langsung dari Kualanamu bisa langsung ke Pematangsiantar, bisa kurang dari 1,5 jam," ujar Arief.

Tidak hanya jalur udara dan darat, jalur air pun akan turut dikembangkan oleh Arief. Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumut pun akan didayakan sebagai pintu masuk wisatawan yang liburan naik yacht atau kapal pesiar.

"Untuk lautnya udah ada Pelabuhan Kuala Tanjung untuk cruise, ada cabotagenya, bisa naik bisa turun ke Danau Toba, darat laut udara itu untuk infrastruktur," tutup menteri asli Banyuwangi itu. (Fet)

Berita terkait