Jumlah Kasus Covid-19 Dunia Tembus Angka 7,5 Juta

Hanya dalam waktu 165 hari sejak kasus pertama dilaporkan China ke WHO jumlah kasus Covid-19 di dunia menembus angka 7.500.000 yaitu 7.574.506
Seorang gadis cilik memakai masker pelindung wajah dan sarung tangan sintetis duduk di bagasi saat mereka antri untuk pemeriksaan suhu di tengah penyebaran Covid-19 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 20 Maret 2020. (Foto: chinadaily.com.cn/Agencies).

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) belum juga menunjukkan tanda-tanda melemah karena hari ini, tanggal 12 Juni 2020 pukul 04.52 WIB, laporan situs independen, worldometer, menunjukkan akumulasi kasus positif Covid-19 dunia lewati 7.500.000 dengan berada di angka 7.574.506 dengan 422.812 kematian dan 3.831.268 sembuh.

Itu artinya hanya dalam 165 hari jumlah kasus Covid-19 secara global sebanyak 7.74.506. Kalau dirata-ratakan berarti 1 hari ada 45.906 warga dunia yang tertular Covid-19.

Ketika merebak wabah virus baru di Wuhan, China, akhir Desember 2019 banyak negara yang tidak berpikir virus itu akan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, banyak yang memperkirakan setelah China episentrum Covid-19 akan merebak di Korea Selatan (Korsel) karena Negara Ginseng ini dekat dengan China dan jadi salah satu negara tujuan wisata pelancong asal Wuhan.

1. Korea Selatan Jalankan Tes Covid-19 dengan Skala Nasional

Otoritas China melaporkan virus baru, yang kemudian diberi nama oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) sebagai Covid-19, ke WHO tanggal 31 Desember 2019 tetap saja banyak negara yang anggap enteng. Bahkan, penerbangan langsung dari dan ke Wuhan dari berbagai negara terus berlangsung sampai akhir Januari 2020.

ilus2 covid 7,5 jutaNegara-negara dengan kasus Covid-19 di atas 100.001 dengan perbandingan China, Indonesia dan Korea Selatan. (Tagar/Syaiful W. Harahap).

Perkiraan banyak kalangan tentang ‘neraka’ pandemi Covid-19 di Korsel ternyata meleset. Korsel dengan cekatan menerapkan penanggulangan yang efektif yaitu jalankan tes spesimen swab dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan skala nasional melalui 633 outlet yang tersebar luas, bahkan ada dengan model drive through mulai 2 Januari 2020 atau tiga hari setelah China laporkan virus corona ke WHO. Kasus pertama di Korsel terdeteksi 20 Januari 2020 pada seorang jemaat rumah ibadat. Belakangan hasil tes menunjukkan 200-an jemaat rumah ibadat itu positif Covid-19.

Masyarakat juga diadvokasi agar menerapkan protokol kesehatan yaitu selalu memakai masker, jaga jarak fisik, dan tetap di rumah. Di awal Januari 2020 puluhan ribu pelancong asal Wuhan berlibur ke Korsel sambil merayakan Tahun Baru Imlek. Pengamat mengatakan lebih separuh pelancong Wuhan itu mengidap Covid-19 tanpa gejala.

Tapi, karena pemerintah sudah menyebarkan informasi secara luas yang berhadapan langsung dengan puluhan ribu pelancong Wuhan hanya orang-orang yang terkait langsung dengan pariwisata, seperti angkutan umum, restoran dan hotel. Selebihnya tetap di rumah dan kalau keluar pakai masker serta jaga jarak. Maka, sampai tanggal 12 Juni 2020 kasus Covid-19 di Korsel hanya 11.947. Di atas Korsel ada 55 negara dari 121 negara yang melaporkan kasus Covid-19. Korsel ada di peringkat ke-56 dunia.

2. Sesumbar Petinggi Negara yang Jadi Bumerang

Kasus pertama Covid-19 di Thailand terdeteksi pada seorang pelancong Wuhan di Bangkok. Pemerintah Thailand langsung menghentikan penerbangan internasional. Kepada rakyatnya, PM Thailand Prayuth Chan-ocha, meminta agar rakyat mau berkorban menghadapi lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Hasilnya sampai tanggal 11 Juni 2020 kasus Covid-19 di Thailand dilaporkan 3.125 dengan 58 kematian dan 2.987 sembuh. Thailand ada di peringkat ke-86 dari 121 negara di dunia yang melaporkan Covid-19.

Sebaliknya Amerika Serikat (AS), Rusia dan Brasil justru menyepelekan ancaman pandemi Covid-19. Presiden AS, Donald Trump, sesumbar bahwa virus corona tidak akan bisa masuk ke negaranya (11 Maret 2020). Padahal, waktu itu sudah banyak kasus Covid-19 terdeteksi di AS. Penerbangan dari dan ke China juga baru dihentikan Trump akhir Januari 2020 setelah puluhan ribu pelancong Wuhan mendarat di New York dan bepergian ke banyak negara bagian.

ilus2 covid 7,5 jutaIlustrasi. (Foto: dezeen.com).

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga sesumbar negaranya bisa menghambat penyebaran Covid-19. Tapi, Negara Beruang Merah itu sekarang ada di peringkat ke-3 dunia dengan kasus 502.436 dan 6.532 kematian serta 261.150 sembuh.

Sami mawon dengan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang mengatakan virus corona sebagai flu ringan. Dia memecat menteri kesehatan karena menerapkan lockdown. Pendukung Presiden Jair unjuk rasa untuk mencabut lockdown. Hasilnya, kasus di Brasil mencapai 802.828 dengan 40.920 kematian dan 396.692 sembuh. Brasil ada di peringkat ke-2 dunia.

Indonesia juga sama saja. Mulai dari menteri sampai wapres berkomentar yang nyeleneh tentang Covid-19 dengan mengatakan virus susah masuk karena izin berbelit-belit, corona ditangkal dengan nasi kucing (nasi khas di Yogyakarta, Semarang dan Solo dengan takaran yang sedikit), corona terbang dari Indonesia dengan baca doa, dll. Maka, sekarang di Indonesia ada 35.295 kasus dan 2.000 kematian serta 12.636 sembuh. []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id

Berita terkait
Covid-19 Dunia Jumlah Kasus Positif Tembus 7 Juta
Dengan penyebaran yang masif pandemi Covid-19 secara global terus mencatatkan jumlah kasus baru yang banyak sehingga kini menembus angka 7.000.000
Covid-19 di Brasil Menyebar Bak Tarian Samba
Awal pandemi Covid-19 grafik kasus baru di Brasil landai, Presiden Jaro Bolsonaro anggap remeh melalui pernyataan sebut corona sebagai flu ringan
Covid-19 Indonesia Menyebar Tanpa Puncak Pandemi
Pandemi Covid-19 di banyak negara berawal dari laporan kasus yang sedikit dan landai sampai pada puncak pandemi, bagaimana dengan Indonesia
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.