Jakarta, (Tagar 27/3/2018) - Julie Victoire Daubie perempuan kelahiran 26 Maret 1824 yang mematahkan stereotip pada zamannya, menjadi seorang jurnalis dan perempuan pertama yang mendapatkan gelar sarjana di Perancis.
Daubie hidup di hati feminis dunia modern, menginspirasi mereka untuk mencapai apa yang diinginkan.
Dia belajar bahasa Latin, Yunani, Jerman, sejarah, dan geografi. Dia mewujudkannya, pergi untuk apa yang diinginkannya meskipun menghadapi penolakan dari sejumlah universitas Perancis bahkan ketika tidak ada hukum yang melarang masuknya perempuan ke perguruan tinggi.
[caption id="attachment_51794" align="alignnone" width="712"]
(Google Doodle pada Senin 26 Maret 2018 menandai ulang tahun ke-194 Julie Victoire Daubie, figurnya muncul di laman depan Google untuk jangkauan Perancis)[/caption]
Baca juga: Google Rayakan Nowruz di Azerbaijan, Uzbekistan dan Kirgistan
Menyoroti perjuangan perempuan, ia menulis esai dalam sebuah kompetisi di Akademi Ilmiah Sains dan Fine Letters of Lyon berjudul, ‘Perempuan Malang di Abad ke-19. Kondisi dan Sumber Daya Perempuan’.
Lewat esai setebal nyaris 300 halaman itu dia memberi tahu dunia tentang perjuangan pekerja perempuan, termasuk ketidaksetaraan upah dan pengecualian dalam pendidikan dan banyak profesi.
Esai itu adalah alasan mengapa Daubie diterima di akademi dan mendapat hadiah tertinggi.
Pada 1861 Daubie di usia 37 tahun menjadi perempuan pertama yang memperoleh gelar sarjana.
Daubie feminis sejati, sepanjang hidup memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia meninggal pada usia 50 tahun, relatif muda, tetapi ia terus hidup di hati dunia dan masih mengilhami kaum feminis lebih dari satu abad setelah kematiannya. (sa)
