Jokowi-Prabowo, Denny Siregar: The Leader vs The Boss

Jokowi kemeja putih, seorang pekerja, tidak hanya sibuk di belakang meja.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis malam (17/1/2019). (Foto: Facebook/Denny Siregar)

Jakarta, (Tagar 17/1/2019) - Pegiat media sosial Denny Siregar menilai penampilan Jokowi dan Prabowo dalam Depat Pilpres mencerminkan pemimpin dan bos. 

"Memulai debat pertama menuju Pilpres 2019 ini Jokowi mengenakan kemeja putih menunjukkan ia adalah seorang pekerja, yang tidak hanya sibuk di belakan meja, tetapi memimpin pasukannya dengan berada di lapangan," tulis Denny di laman Facebooknya, Kamis malam (17/1).

"Prabowo memakai jas menunjukkan ia adalah seorang elit yang selalu berada di belakang meja dan memerintah dari dalam kantornya," lanjut Denny.

"Kita bisa melihat siapa yang The Leader dan siapa The Boss," Denny mengakhiri catatan pendeknya.

Sementara itu, pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Jerry Massie berpendapat pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang menawarkan optimistime bagi masyarakat Indonesia merupakan hal yang baik.

"Itu well done atau bagus. Tapi penekanannya soal optimisme masih kurang. Tapi poinnya, saya yakin mampu diserap publik," kata Jerry, menanggapi penyampaian debat capres oleh capres Jokowi, di Jakarta, Kamis, mengutip kantor berita Antara.

Menurut dia, pernyataan Jokowi itu bagi pemilih tradisional sangat luar biasa, tapi bagi pemilih rasional masih tanda tanya.

Ia berharap Jokowi harus keluar dari tekanan yang kuat.

Jerry juga menyayangkan dalam pidato awal Jokowi berbicara menggunakan teks, padahal seharusnya sebagai petahana Jokowi tidak perlu menggunakan teks, seperti halnya Prabowo Subianto.

Ia juga menyayangkan, Jokowi tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada wakilnya, Ma'ruf untuk menyampaikan pernyatannya.

"Jokowi hanya 'single fighter', tak didukung oleh Ma'ruf Amin," katanya.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo memaparkan visi Indonesia Maju yang menawarkan optimisme bagi masyarakat Indonesia yang berkeadilan.

"Saya berkeyakinan semakin maju, demokratis, semakin modern suatu negara, penegakan hukum akan semakin baik," kata Jokowi dalam debat capres-cawapres di gedung Bidakara Jakarta, Kamis.

Menurut Jokowi, bukan hanya hak sipil dan hak politik tapi harus ada pemenuhan hak sosial dan hak ekonomi.

"Jadi pilihan kami untuk memajukan ekonomi adalah dengan memberikan akses lahan, akses pendidikan, akses pelayanan, akses terhadap kesehatan, akses permodalan dan akses pembangunan merupakan pemenuhan Hak Asasi Manusia yang paling dasar," tambah Jokowi.

Jokowi mengakui bahwa memang Indonesia masih memiliki beban pelanggaran beban masa lalu karena tidak mudah menyelesaikannya.

"Karena kompleksitas hukum pembuktian, seharusnya penyelesaian terjadi segera setelah peristiwa terjadi tapi kami berkomitmen menyelesaikan itu," ungkap Jokowi.

Untuk dapat menyelesaikannya, maka negara harus didukung reformasi kelembagaan dan budaya taat hukum.

"Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, penegakan hukum yang tegas harus dilakukan melalui perbaikan pemerintahan, menguatkan KPK, menguatkan sinergi KPK, Kejaksaan dan Kepolisan," tegas Jokowi.

Terakhir capres-cawapres nomor urut 01 juga berkomitmen untuk bersikap waspada terhadap terorisme.

"Baik melalui penegakan hukum maupun pembinaan agama dan kemasyarakatan," kata Jokowi melewati batas 3 menit yang diberikan. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu