Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia tengah mengembangkan energi listrik berbasis air ditunjang aturan main baru mencampur biodiesel dari kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20 pada 2020.
Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW. Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air.
Pernyataan Jokowi itu dikemukakan pada forum ASEAN-Republic of Korea (RoK) CEO Summit yang dihelat di Busan Exhibition and Convention Center (BEXCO). Jokowi optimis negara yang tergabung dalam ASEAN dan Korea menjadi bangsa terdepan dalam pengembangan energi terbarukan.
"Tahun depan kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel tersebut menjadi 30 persen atau B30. Indonesia saat ini juga tengah mengembangkan energi listrik berbasis air," kata Jokowi pada Senin, 25 November 2019.
Saat menyampaikan tentang perlunya terobosan dalam pengembangan energi terbarukan itu, Jokowi mengungkapkan Indonesia memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan energi listrik berbasis air dalam jumlah yang signifikan.
"Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi 11GW dan Papua dengan potensi 20GW. Dengan menggunakan energi listrik dari tenaga air, maka pengembangan industri yang kami lakukan akan memiliki emisi yang rendah," ucapnya.
Jokowi menjelaskan langkah ini bagian dari komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris. Meski tak mudah terkait tantangan yang harus di hadapi ke depannya, Jokowi menegaskan upaya ini harus diambil.
"Keberanian untuk mengambil terobosan besar di era age of disruption adalah opsi satu-satunya untuk kita bisa menjadi pemenang. Saya ajak pengusaha ASEAN dan Korea untuk mengambil pilihan ini," tutur Jokowi.