Surabaya - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh perhatian yang tinggi terhadap sektor pertanian terutama yang menyangkut kebutuhan masyarakat. Menurutnya, Jokowi mulai gelisah ketika harga pangan merangkak naik. "Menteri Pertanian harus siap merima telepon. Begitu juga ketika harga bahan pangan turun, Presiden pasti menanyakannya ke menteri," katanya saat melakukan rapat koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, di Surabaya, Kamis 10 Oktober 2019..
Amran mengaku Jokowi memberikan kebebasan kepada menterinya dalam mengambil keputusan. Menteri tidak diintervensi saat mengambil keputusan yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Selama lima tahun menjadi pembantu presiden, isu komoditas beras yang paling seksi, terutama isu impor beras karena dijadikan bahan politik. "Goyang beras kita bisa bahaya," ucapnya.
Namun, kata Amran, sejak Indonesia swasembada pangan, isu impor tidak lagi ramai diperbincangkan, terutama terkait impor beras dan jagung. Saat ini Indonesia justru mengekspor kebutuhan pokok, seperti jagung, bawang merah, nanas, karet, dan sarang burung walet. "Aku rindu pertanyaan itu (impor), seharusnya bertanya kok bisa stop impor beras, kok bisa ekspor kambing dari Jawa Timur," ungkapnya, menirukan ucapan Presiden.
Kementerian Pertanian mencatat ekspor komoditas pertanian naik 9 juta ton dari 33 juta naik menjadi sekitar 42 juta ton. Menurut Amran, Indonesia sebenarnya lebih meningkatkan ekspor komoditas pertanian karena didukung iklim Indonesia yang tropis. Indonesia harus bisa mencontoh keberhasilan negara yang hanya merasakan musim panas selama enam bulan, tapi kinerja ekspornya bagus. "Tapi kenapa kita yang negara tropis, masih impor komoditas pertanian," ucapnya.
Terkait soal hujan, menurutnya seharusnya bisa dikelola dengan baik sehingga tidak langsung masuk ke tanah dan mengalir ke laut. Seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pertanian. Amran juga berharap teknologi pertanian 4.0 semakin banyak diminati terutama generasi muda. "Ke depan, anak muda harus bergerak ke sektor pertanian di era digitalisasi 4.0," jelasnya.
- Baca Juga: Bagaimana Pengamanan Jokowi Setelah Wiranto Ditusuk?
- Pelantikan Jokowi, Moeldoko: Tidak Ada Pesta Foya-foya