Jokowi Minta Diberikan yang Relevan Dengan Zaman Bagi Mahasiswa

Presiden Jokowi mengatakan agar menyiapkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan zaman bagi mahasiswa
Presiden Joko Widodo berdialog dengan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, mengenai Kampus Merdeka, di Istana Negara, Jakarta. (Foto: setkab.go.id - BPMI Setpres/Lukas)

Jakarta – Rangkaian disrupsi yang disebabkan oleh revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak pengetahuan dan keterampilan menjadi usang atau tidak relevan lagi.

Di saat yang bersamaan, banyak pengetahuan baru yang dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi yang bermunculan. Demikian halnya dengan bidang pekerjaan baru yang banyak bermunculan. Oleh karena itu, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menekankan agar lembaga pendidikan tinggi dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa itu justru tidak menyongsong masa depan. Pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi dalam lima tahun atau sepuluh tahun ke depan. Mahasiswa harus disiapkan [untuk] menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya,” tegas Presiden saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) Tahun 2021, secara virtual, 27 Juli 2021.

jokodi dan nadiem bincang kampus merdekaIlustrasi: Presiden Jokowi dan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam perbincangan mengenai Kampus Merdeka yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, 15 Juni 2021 (Foto: setkab.go.id - BPMI Setpres/Lukas)

Untuk menyikapi hal tersebut, Presiden mendorong dunia perguruan tinggi agar berkolaborasi dengan para praktisi dan pelaku industri. Demikian juga sebaliknya, di mana para pelaku industri sangat membutuhkan talenta dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi.

“Ajak industri ikut mendidik para mahasiswa sesuai dengan kurikulum industri, bukan kurikulum dosen, agar para mahasiswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari pengalaman di dunia akademis semata,” imbuh Presiden.

Di samping itu, Presiden juga mendorong kampus untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk mengembangkan talentanya masing-masing. Menurutnya, mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama. Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti nantinya harus berprofesi yang sama.

“Setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing, dan talenta ini yang harus digali, difasilitasi, dan dikembangkan. Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar,” ujar Presiden.

“Apa pun jenis profesi masa depan, semuanya membutuhkan hybrid knowledge dan hybrid skills. Jangan memagari disiplin ilmu terlalu kaku. Korbannya bukan hanya para alumni yang gagap menyongsong masa depan, melainkan juga perguruan tinggi [yang] tidak mampu membangun relevansi dalam dunia yang sedang terdisrupsi,” kata Presiden.

Presiden juga meminta perguruan tinggi yang usianya sudah tua untuk segera melakukan peremajaan diri, peremajaan kurikulum dan sistem pembelajaran, peremajaan manajemen dan perilaku, agar tetap tangguh dan kompetitif di dunia yang baru. Bagi perguruan tinggi yang masih muda, hal ini merupakan kesempatan emas karena tidak terbebani untuk membuang tradisi kerja masa lalu.

Jokowi Kampus MerdekaIlustrasi: Presiden Jokowi dalam perbincangan mengenai Kampus Merdeka, di Istana Negara, Jakarta (Foto: setkab.go.id - BPMI Setpres/Lukas)

Lebih lanjut Presiden mengatakan, “Perguruan tinggi baru berkesempatan untuk melompat ke cara kerja baru, ke kurikulum baru, ke manajemen model baru. Disrupsi sekarang ini memberikan kesempatan kepada pendatang baru, kepada yang remaja untuk mendahului yang lama, yang terbebani dengan cara-cara lama.”

Di sisi lain, Presiden memastikan bahwa pemerintah bekerja keras untuk mengembangkan ekosistem kebijakan yang kondusif bagi pengembangan cara-cara baru yang lebih produktif dan efisien. Presiden berharap perguruan tinggi bisa membangun cara kerja baru dengan lebih progresif.

“Saya harap perguruan tinggi harus lebih progresif dalam membangun cara kerja baru untuk menyiapkan masa depan para mahasiswa kita, dan untuk menyiapkan Indonesia mendahului negara-negara lain,” ujar Presiden Jokowi (BPMI Setpres/UN)/setkab.go.id. []

Berita terkait
Transformasi Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia
Urgensi perubahan pola pikir untuk mewujudkan transformasi sistem pendidikan tinggi di Indonesia untuk lahirkan SDM unggul
0
Harga TBS Sawit Terjun Bebas, Sultan Najamudin Minta Pemerintah Tingkatkan Porsi Penggunaan CPO
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Sultan B Najamudin mendorong pemerintah untuk melakukan akselerasi penyerapan stok CPO.