Jokowi Khawatirkan Dampak Covid-19 Bagi Geopolitik

Jokowi ingatkan seluruh pihak soal kemungkinan dampak Covid-19 akan berimbas pada situasi geopolitik global.
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah untuk melakukan peninjauan posko penanganan dan penanggulangan Covid-19 di Gedung Gardhika, Jawa Tengah, Selasa, 30 Juni 2020. (Foto: Instagram/@sekretariat.kabinet)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dunia saat ini tengah menghadapi sebuah masa yang sangat sulit di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, hal tersebut kemungkinan akan berimbas pada situasi geopolitik global.

"Apa yang ingin saya sampaikan dengan kondisi yang ada? Hati-hati ini sudah mengimbas kepada geopolitik global. Ini semuanya harus tahu, Laut China Selatan mulai memanas, China-Amerika semakin memanas," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 Juli 2020.

Apa yang ingin saya sampaikan dengan kondisi yang ada? Hati-hati ini sudah mengimbas kepada geopolitik global.

Baca juga: Terbelenggu Aturan, Jokowi: Semua Harus Kita Rombak

Menurutnya pandemi tidak hanya menyasar persoalan kesehatan. Tetapi juga bersamaan menggempur sektor ekonomi. Dikatakan Jokowi, terdapat 215 negara, termasuk Indonesia, mengalami kontraksi dalam pertumbuhan ekonominya pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. 

"Oleh sebab itu, kita harus mengambil momentum, mengambil manfaat dari pandemi yang terjadi sekarang ini. Tentu saja kita akan terus berjuang menyelesaikan masalah Covid-19 dan juga masalah ekonomi yang terjadi di negara kita. Tetapi momentum ini harus kita ambil," kata Jokowi. 

Jokowi selalu mengingatkan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi global. Ia menuturkan, sejumlah lembaga internasional memprediksi situasi pertumbuhan ekonomi global saat ini masih sangat dinamis.

Ia menceritakan empat bulan lalu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan berada di minus 2,5 persen. Kemudian, kata dia, sebulan setelahnya, Bank Dunia menyampaikan bahwa ekonomi global akan tumbuh pada posisi minus 5 persen.

Lalu, lanjut Jokowi, pada tiga minggu yang lalu, Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi  (OECD) juga menyampaikan bahwa ekonomi global akan terkontraksi pada minus 6 hingga 7,6 persen.

"Saya enggak tahu apakah ini akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali. Begitu juga dengan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara juga berubah-ubah," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Pemulihan Ekonomi RI Tercepat Setelah China

Seminar yang diikuti oleh para perwira siswa TNI dan peserta didik Polri yang berasal dari Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.

Jokowi juga menyampaikan IMF juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 3 besar setelah Tiongkok dan India. Ekonomi Tiongkok diprediksi masih tumbuh 1,5 persen, disusul India yang diprediksi akan tumbuh 1,2 persen, lalu Indonesia di posisi 0,5 persen.

"Tetapi dengan perubahan-perubahan yang semakin buruk tadi, kita juga belum mendapatkan angka-angka yang paling akhir berapa posisi negara kita pertumbuhan ekonominya di tahun 2020," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Jokowi menyebut prediksi kondisi ekonomi Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dibanding beberapa negara lain. RI-1 ini juga memerinci, Prancis diperkirakan minus 17,2 persen, Inggris diperkirakan akan minus 15,4 persen, Jerman diperkirakan akan minus 11,2 persen, dan Amerika diperkirakan akan minus 9,7 persen. []


Berita terkait
Djoko Tjandra Kabur, ICW Desak Jokowi Evaluasi BIN
ICW mendesak Presiden Jokowi mengevaluasi kerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan karena tak mampu melacak keberadaan Djoko Tjandra.
Jokowi Kalkulasi APBN 2021 Hadapi Tantangan Global
Presiden Jokowi menyatakan perlu ada persiapan untuk dapat merancang postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 mendatang.
Jokowi Sumbang Sapi Kurban untuk Aceh
Sapi yang disumbangkan Presiden Joko Widodo untuk masyarakat Aceh berbobot 856 kilogram dengan harga Rp 85 juta.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.