Jokowi Kembangkan Danau Toba Sebagai Sektor Ekonomi Tahan Resesi

Pemerintah tidak main-main karena untuk mengembangkan kawasan Danau Toba akan dikucurkan dana APBN sebesar Rp 3,5 triliun.
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan kain ulos saat mengunjungi kawasan kerajinan tenun ulos di Samosir, Sumut, Selasa (30/7/2019). (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Oleh: Viktor S Sirait*

Kalangan ahli selalu mengatakan bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang tidak tergilas oleh resesi. Sudah terbukti dalam beberapa kali resesi global pariwisata tetap menjadi sektor devisa bagi banyak negara.

Maka, sangat masuk akal kalau kemudian Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengembangkan 10 daerah sebagai ‘Bali Baru’ yang diharapkan bisa jadi daerah tujuan wisata (DTW) utama di luar Bali dan Yogyakarta. Dulu dikenal dengan istilah Bali and the Beyond dan Beyond Bali, tapi Jokowi menyebutnya dengan ‘Bali Baru’.

Kesepuluh DTW ‘Bali Baru’ itu adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Pulau Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Gunung Bromo (Jawa Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Labuan Bajo (NTT), dan Morotai (Maluku Utara).

Baca juga:

Jokowi: Danau Toba Kita Promosikan Besar-besaran

Jokowi, Selamat Datang (Lagi) di Danau Toba

Pemerintah tidak main-main karena untuk mengembangkan kawasan Danau Toba agar jadi DTW yang berkelas akan dikucurkan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebesar Rp 3,5 triliun. Hal ini disampaikan Jokowi ketika mengunjungi Danau Toba, Senin, 29 Juli 2019.

JokowiJokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi di salah satu rumah Batak di Samosir, Selasa 30 Juli 2019. (Foto: Setkab.go.id)

Menurut Jokowi dana tersebut sebagai trigger untuk memancing dana dari investor, terutama dari luar negeri. Harapan Jokowi investasi bisa dua kali lipat dari dana trigger, bahkan bisa 3, 4 sampai 5 kali lipat.

Kawasan wisata Danau Toba tidak hanya pemandangan alam, tapi ada 28 destinasi wisata yang bisa dijual dengan latar belakang sejarah, budaya, dan tentu saja pemandangan alam.

Tentu saja pengelola kawasan wisata Danau Toba harus memperhatikan pengembangkan sumber daya manusia (SDM) dan investasi sosial berupa perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam menerima dan melayani wisatawan nusantara dan mancanegara.

Untuk mendukung DTW Presiden Jokowi dengan tegas mengatakan akan mencabut izin usaha perusahaan yang merusak lingkungan. Peringatan presiden ini jadi penting karena kebersihan dan kelestarian alam jadi modal utama kawasan wisata.

Beberapa daerah di Indonesia tidak dikunjungi oleh turis Jepang karena turis Jepang sangat memperhatikan kebersihan lingkungan, seperti kualitas air dan kelas hotel. Turis Jepang hanya mau menginap di hotel bintang lima yang menyediakan keran air bisa diminum.

Jika ditarik ke Danau Toba, maka sangat masuk akal kalau turis Jepang langka ke sana karena kualitas air Danau Toba. Sampah dari berbagai tempat, peternakan, dan perikanan merusak kualitas air Danau Toba. Gulma air, eceng gondok, jadi indikator kualitas air Danau Toba. Gulma ini tumbuh karena ada zat-zat hara di air, bahkan kadar e-coli turut menyuburkan eceng gondok.

Jokowi dan Iriana di The Caldera TobaHari ke dua kunjungan kerja Presiden Jokowi meninjau The Caldera Toba Nomadic Escape yang berada di Sibisa, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada Selasa, 30 Juli 2019. (Foto: Tagar/Alex Siagian)

Edukasi ke masyarakat sangat penting agar masyarakat tidak menganggap turis sebagai ‘orang asing’. Di Yogyakarta dan Bali, misalnya, kehadiran turis bule dengan pakaian yang sangat minim, maaf, hanya pakai BH dan CD (celana dalam), tidak pernah jadi tontonan. Nah, di beberapa ‘Bali Baru’ dikabarkan turis bule yang mandi di kamar mandi pun diintip.

Agar dana APBN tidak sia-sia dan Danau Toba berkembang jadi DTW berkelas yang perlu bukan hanya infrastruktur, tapi sikap dan perilaku masyarakat dalam menerima turis yaitu hospitality atau keramahtamahan. Tidak sebatas lips service tapi diwujudkan dalam sikap yang tulus dan ikhlas menerima turis sebagai bagian dari perputaran roda ekonomi. []

*Viktor S. Sirait, Pengurus DPP Bara JP

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.