Jokowi, Deg-degan Sudah Berlalu

Jokowi, deg-degan sudah berlalu. 'Alhamdulillah, hari ini pembuktian itu nyata. Kita menciptakan sebuah lompatan prestasi.'
Presiden Joko Widodo dengan raut wajah jenaka menunjukkan bonus atlet yang sudah masuk rekening buku tabungan. Presiden membagikan bonus untuk seluruh atlet, pelatih dan asisten pelatin di Istana Negara, Selasa 2/9/2018. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

Jakarta, (Tagar 2/9/2018) - Presiden Joko Widodo mengaku sempat mengalami deg-degan memikirkan target yang ia tetapkan untuk atlet Indonesia di Asian Games 2018. Akan tercapai atau tidak. Kini, deg-degan itu sudah berlalu. 

Melalui unggahan di laman Facebook, Minggu malam (2/9) Jokowi membuat catatan:

"Dulu, kita meraih empat medali emas, tapi Asian Games 2018 ini kita berhasil dengan 31 emas. Dulu kita di urutan 17, sekarang di nomor empat.

Kita menargetkan 16 emas, itu pun banyak yang sangsi dan pesimistis, dan saya sendiri sampai deg-degan meski selalu datang melihat persiapan para atlet di pacuan kuda, pencak silat, voli pantai, dan beberapa cabang lainnya.

Alhamdulillah, hari ini, pembuktian itu nyata. Kita menciptakan sebuah lompatan prestasi.

Apa resepnya? Yang saya tahu pasti kerja keras atlet dan pelatih. Mereka selama bertahun-tahun mengikuti latihan dan pertandingan di dalam dan luar negeri, jauh dari keluarga.

Karena itulah, sebelum penutupan Asian Games 2018, pagi ini saya menyerahkan secara langsung penghargaan dari negara berupa bonus untuk para atlet peraih medali, pelatih dan asistennya, di Istana Negara.

Indonesia bangga dengan perjuangan mereka, bangga dengan torehan sejarah yang mereka ciptakan."

Prestasi

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangannya diterima Tagar News, Minggu (2/9) menyatakan rekor nasional perolehan medali emas yang dituai dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah buah hasil dari persiapan, usaha, dan kerja keras para atlet dan pelatih dari berbagai cabang olahraga. Negara dan rakyat Indonesia menyambut prestasi tersebut dengan penuh kebahagiaan.

Saat bertemu dengan para atlet peraih medali di Istana Negara, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dirinya tahu betul kerja keras yang dilakukan para atlet sebelum Asian Games berlangsung. Para atlet sudah sejak jauh hari menempa diri dalam berbagai latihan dan kompetisi baik di dalam maupun luar negeri hingga mengorbankan waktunya untuk keluarga dan teman.

Atlet Asian GamesTim nasional Indonesia di Istana Negara, Minggu 2/9/2018. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

"Saya juga mengerti bahwa saat kaki Saudara hampir tak kuat untuk berdiri, Saudara tak henti berjuang untuk negara. Kemenangan Saudara adalah kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia," ujar Presiden pada Minggu pagi (2/9).

Atas perjuangan itu, Presiden Joko Widodo merasa tak sampai hati bila ada pihak-pihak yang mencemooh buah kerja keras para atlet nasional. Di antara cemoohan tersebut ialah anggapan bahwa Indonesia diuntungkan karena menjadi tuan rumah penyelenggaraan.

"Ya semua yang menjadi tuan rumah pasti diuntungkan. Semua yang menjadi tuan rumah, bukan hanya kita. Tapi kalau enggak ada prestasi ya kalah tuan rumahnya siapa pun itu," tuturnya.

"Saya tidak rela kata-kata seperti itu karena saya tahu perjuangan Saudara semua. Saya tahu betul. Sudah kram saja masih lari ke sana ke sini," sambungnya.

Meski demikian, Kepala Negara berujar, sesungguhnya kita tidak semata mengejar perolehan medali dan peringkat kompetisi. Dalam ajang olahraga terbesar se-Asia ini, kita juga hendak menumbuhkan semangat sportivitas dan jiwa besar dalam berkompetisi.

"Kita ingin tunjukkan kedisiplinan, ketekunan, dan kebersamaan. Kita ingin membangun daya juang pengorbanan dan persaudaraan karena kita ingin memperkuat tali persatuan dan nasionalisme dalam asa kebangsaan," tandasnya.

Dalam acara tersebut, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla didampingi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga  Imam Nahrawi, Chef de Mission Syafruddin, dan Ketua INASGOC Erick Thohir.

Hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

JokowiPresiden Joko Widodo foto bersama para atlet di Istana Negara, Minggu 2/9/2018. (Foto: Biro Pers Setpres/Rusman)

Kerja Keras 

Presiden Joko Widodo merasa bangga atas perolehan medali kontingen Indonesia dalam Asian Games 2018 ini. Dengan perolehan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu memastikan Indonesia berada pada posisi ke-4 teratas dalam perolehan medali.

Capaian tersebut jauh melebihi target yang sebelumnya telah ditetapkan, yakni 16 emas. Perolehan emas tersebut juga menjadi rekor baru di mana pada tahun 1962 kontingen Indonesia 'hanya' mampu mendulang 11 medali emas.

Mulanya, Kepala Negara memang sempat was-was dengan target tersebut. Hal itu diungkapnya saat bertemu dengan para atlet peraih medali di Istana Negara, Jakarta, pada Minggu, 2 September 2018.

"Dulu sebelumnya saat kita menargetkan 16 emas, banyak yang sangsi, banyak yang pesimistis. Saya ngomong bolak-balik dengan Pak Wapres, angka ini benar enggak sih 16? Ya optimistis boleh, tapi kan juga harus realistis kalkulasinya," kata Presiden.

Namun, perjuangan para atlet dan pelatih pada akhirnya membuyarkan segala keraguan yang sebelumnya ada. Bahkan, pencapaian mereka dianggap sebagai sebuah lompatan besar dari hanya 4 medali emas pada Asian Games sebelumnya.

"Tapi hari ini bukti itu betul-betul nyata dan ada. Sebanyak 98 medali; emas, perak, dan perunggu bisa kita peroleh dari seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan," ujarnya.

Presiden sendiri mengaku kaget dengan apa yang ditunjukkan para atlet selama pertandingan. Meski sebelumnya ia sering menyaksikan persiapan yang dilakukan para atlet, Presiden tidak pernah menyangka akan perolehan yang sedemikian besar.

"Saya enggak mengerti atlet ini jurusnya apa. Tapi yang dapat saya pastikan ini adalah sebuah kerja keras yang luar biasa dari para atlet, pelatih, dan ofisial," tuturnya. []

Berita terkait
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas