Joe Biden Khawatirkan Serangan Siber Rusia

Pemerintahan Trump, dan Presiden terpilih Joe Biden, menyuarakan kekhawatiran sehubungan penerobosan Rusia ke sistem komputer di seluruh dunia
Presiden terpilih AS Joe Biden memegang maskernya saat kampanye atas nama kandidat Senat Demokrat AS dari Georgia, Jon Ossoff, dan Raphael Warnock, jelang pemilihan putaran kedua 5 Januari. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Pemerintahan Presiden Donald Trump, dan Presiden terpilih Joe Biden, keduanya menyuarakan kekhawatiran pada Kamis, 17 Desember 2020, sehubungan dengan penerobosan ke dalam sistem komputer di seluruh dunia yang dicurigai dilakukan oleh Rusia.

Unit keamanan siber di Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika mengatakan, peretasan ini “merupakan bahaya serius pada pemerintah federal dan negara bagian, dan pemerintah lokal, serta juga entitas sarana penting serta organisasi sektor swasta.”

Presiden terpilih Joe Biden yang secara resmi menjabat sebagai presiden Amerika ke 46 pada 20 Januari, mengatakan, “Banyak hal yang belum kita ketahui, tetapi kita tahu ini merupakan masalah keprihatinan besar.”

Biden mengatakan, dia telah “memerintahkan timnya untuk belajar sebanyak mungkin sehubungan peretasan ini” dan memuji para pegawai pemerintah “yang bekerja siang malam untuk menanggapi serangan ini.”

Dia berjanji bahwa setelah menjabat, “pemerintahan saya akan membuat keamanan siber sebuah prioritas utama pada setiap tingkatan pemerintah, dan kita akan penanggapan atas peretasan sebuah prioritas utama pada momen kami menjabat.”

Biden mengatakan, dia akan memperkuat kemitraan keamanan siber dengan sektor swasta.

“Tetapi sekedar pertahanan yang baik belum cukup,” katanya. “Kita perlu menghentikan dan membuat gentar musuh-musuh kita dari tindakan serangan siber.”

“Kita akan lakukan itu lewat, antara lain, membuat pihak-pihak yang melakukan serangan jahat seperti itu harus membayar mahal, termasuk koordinasi dengan sekutu dan mitra kita,” kata Biden. “Musuh-musuh kita sebaiknya sadar, sebagai presiden, saya tidak akan berdiam diri sementara negara kita di serang di dunia maya.” (jm/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Rusia Dituduh Retas Beberapa Institusi di Amerika Serikat
Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) dikabarkan selidiki peretasan beberapa institusi AS diretas oleh suatu pemerintah asing
Dalang Peretas Twitter Remaja Berusia 17 Tahun
Remaja berusia 17 tahun di AS diciduk polisi, karena menjadi otak di balik peretasan sejumlah akun tokoh besar di Twitter beberapa waktu lalu.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.