Joe Biden Bandingkan Donald Trump yang Sakit dengan Nazi Dalam Pidato Kampanye

Politisi Demokrat berusia 81 tahun itu sebut calon lawannya yang kemungkinan akan muncul pada November 2024 sebagai "pecundang" dan "sakit”
Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan pidato untuk memperingati tiga tahun serangan 6 Januari 2021 terhadap Gedung Capitol AS di Blue Bell, Pennsylvania, AS. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Pennsylvania, AS – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, melancarkan serangan paling tajamnya terhadap Donald Trump ketika ia memulai kampanye atas pencalonan kembalinya untuk periode kedua pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 pada Jumat (5/1/2024). Biden menuduh bahwa Trump, anggota Partai Republik, mengulang tindakan Jerman Nazi dan hal tersebut merupakan ancaman bagi demokrasi.

Politisi Demokrat berusia 81 tahun itu menyebut calon lawannya yang kemungkinan akan muncul pada November 2024 sebagai "pecundang" dan "sakit.” Hal itu dikatakan dalam pidatonya menjelang peringatan tiga tahun serangan pendukung pro-Trump ke Capitol pada 6 Januari.

“Dia ingin mengorbankan demokrasi kita, menempatkan dirinya dalam kekuasaan,” kata Biden kepada para pendukungnya. Ia mengatakannya dengan intonasi berbisik dan berteriak.

Biden mengatakan mantan presiden yang dimakzulkan dua kali itu tidak hanya menghasut serangan Capitol, tetapi taipan dan para pengikutnya masih melakukan “kekerasan politik” menjelang pemungutan suara 2024.

Biden dan TrumpBiden dan Trump bersiap menghadapi potensi pertarungan ulang yang dapat mengguncang politik Amerika Serikat. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

"Dia menyebut orang-orang yang menentangnya sebagai hama. Dia berbicara tentang darah orang Amerika yang diracuni, dengan menggunakan bahasa yang sama persis dengan yang digunakan di Nazi Jerman," tambahnya.

Biden memilih lokasi simbolis untuk pidatonya di dekat Valley Forge di Pennsylvania, situs bersejarah tempat George Washington mengumpulkan pasukan AS saat melawan penguasa kolonial Inggris hampir 250 tahun yang lalu.

Dia menggambarkan dirinya sebagai pembela institusi-institusi AS, dan memperingatkan bahwa jika Trump memenangkan masa jabatan kedua di Gedung Putih, demokrasi itu sendiri berada dalam bahaya.

“Serangan Trump terhadap demokrasi bukan hanya bagian dari masa lalunya. Ini adalah janjinya untuk masa depan,” kata Biden.

Donald TrumpKandidat presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump tiba saat kampanye, 29 Juli 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Sakit

Serangan frontal Biden terhadap Trump muncul setelah sejumlah anggota Partai Demokrat mendapat kritik bahwa kampanye Trump dimulai dengan lambat

Biden tertinggal dari Trump dalam beberapa jajak pendapat, dan juga memiliki peringkat dukungan terburuk dibandingkan presiden modern mana pun pada tahap ini dalam masa jabatannya.

Ia gagal meyakinkan pemilih bahwa perekonomian membaik, sementara migrasi masih memusingkan dan dukungan AS terhadap Ukraina dan Israel masih menimbulkan perpecahan di kalangan pemilih.

Namun, mungkin kerentan terbesar Biden adalah usianya. Sebagai presiden tertua AS sepanjang sejarah, ia mengalami sejumlah insiden ketidakstabilan fisik dan kesalahan bicara.

Namun Biden memperingatkan bahwa masalah terbesar adalah Trump, dengan mengatakan bahwa “kebebasan Anda ada pada pemungutan suara.”

“Hari ini saya membuat janji suci kepada Anda bahwa pertahanan, perlindungan dan pelestarian demokrasi Amerika akan tetap menjadi tujuan utama kepresidenan saya.”

Biden menuduh Trump "sakit" saat menertawakan suami mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi diserang dengan palu. Biden menyebutnya sebagai "pecundang" dalam Pemilu 2020.

Biden juga mengecam Trump karena “surat cintanya” kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan “kekagumannya” terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ancaman terhadap Demokrasi

Tim Kampanye Trump dengan cepat bersuara atas tuduhan Biden tersebut.

“Biden adalah ancaman nyata terhadap demokrasi dengan mempersenjatai pemerintah untuk mengejar lawan politik utamanya dan ikut campur dalam Pemilu 2024,” kata juru bicara Trump, Steven Cheung, kepada Kantor Berita AFP.

kerusuhan di gedung capitolKelompok pemberontak yang setia kepada Presiden Donald Trump menerobos Capitol AS di Washington pada 6 Januari 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Mantan presiden tersebut, yang juga sedang berkampanye, menambahkan bahwa Biden "menyebarkan rasa takut."

"Catatan Biden adalah serangkaian kelemahan, ketidakmampuan, korupsi, dan kegagalan yang tak terpatahkan. Itu lah sebabnya Crooked Joe mengadakan kampanye yang menyedihkan dan menimbulkan rasa takut di Pennsylvania hari ini," kata Trump kepada para pendukungnya di Sioux Center, Iowa.

Trump dimakzulkan, tetapi dibebaskan atas kerusuhan 6 Januari. Pria berusia 77 tahun itu kini menghadapi persidangan pidana atas tuduhan mencoba menggagalkan Pemilu 2020.

Negara bagian Colorado dan Maine di AS juga melarangnya mencalonkan diri dalam pemilihan pendahuluan presiden dengan alasan bahwa ia terlibat dalam pemberontakan terkait peristiwa di Capitol. Trump menentang kedua keputusan tersebut.

Namun tim kampanye Biden mengidentifikasi Trump sebagai lawan mereka, meskipun pertarungan resmi untuk nominasi Partai Republik baru dimulai pada kaukus Iowa pada 15 Januari.

Para analis mengatakan Pilpres AS 2024 masih merupakan persaingan yang sangat ketat.

“Jika pemilu diadakan besok, Presiden Biden akan kalah,” kata William Galston, peneliti senior di Brookings Institution, kepada AFP. (ah/ft)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Demokrat Tidak Siapkan Calon Cadangan Selain Joe Biden dalam Pilpres AS Tahun 2024
Situasi tersebut berpotensi memicu pertarungan internal partai yang kacau saat mencari pengganti untuk memegang estafet kepemimpinan Biden
0
Joe Biden Bandingkan Donald Trump yang Sakit dengan Nazi Dalam Pidato Kampanye
Politisi Demokrat berusia 81 tahun itu sebut calon lawannya yang kemungkinan akan muncul pada November 2024 sebagai "pecundang" dan "sakit”