JK: Pusat Kekayaan di Indonesia Timur

JK: pusat kekayaan di Indonesia Timur, Papua punya emas, Sulawesi Tenggara punya nikel.
JK: Pusat Kekayaan di Indonesia Timur | Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Alumni ITB di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/8/2018). Rakernas yang mengangkat tema 'Dari Timur Indonesia Bangkit Menjadi Bangsa Pemenang' tersebut dihadiri sejumlah alumni ITB dari seluruh Indonesia. (Foto: Antara/Abriawan Abhe)

Makassar, (Tagar 4/8/2018) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia Timur hanya 15 persen dari seluruh penduduk di Indonesia, yakni 40 juta jiwa. Tapi dari segi kekayaan nasional, pusatnya ada di Indonesia Timur.

Ia menyatakan itu dalam Rapat Kerja Nasional Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung ( IA ITB) di Aryaduta Hotel Makassar, Sabtu (4/8).

"Dari sisi pertumbuhan memang Indonesia Timur itu secara nasional lebih rendah daripada rata-rata nasional. Walaupun ada daerah seperti Sulawesi Selatan itu pertumbuhannya di atas rata-rata nasional. Tapi secara keseluruhan di bawah rata-rata nasional. Akan tetapi di Indonesia Timur itu sejak dulu lebih orientasi ekspor sebenarnya, dan mempunya kekayaan disamping mineral, perkebunan, pertanian dan perdagangan, oleh karena itu di Papua ada tembaga emas, Sulawesi Tenggara ada nikel dan sebagainya. Sebenarnya dari segi kekayaan, pusatnya ada di Indonesia Timur," terang JK

Karena itu, lanjut JK, perlu terus-menerus dilakukan perbaikan sistem pemerataan pendidikan untuk meminimalisir ketimpangan.

Ia mengimbau para alumni ITB menaruh minat untuk berkarier di Indonesia Timur, meninggalkan zona nyaman di Jawa.

"Kita kemarin ada proyek yang begitu besar, hampir 10 triliun, tapi hanya ada satu alumni ITB, karena tidak tahan tinggal di gunung selama enam tahun," ujarnya disambut tawa para alumni

JK bercerita, dirinya pernah menyuruh adiknya merekrut insinyur ITB.

"Adik saya merekrut tiga orang, waktu ditempatkan di pelosok untuk menangani proyek-proyek pengairan, mereka hanya tahan enam bulan, mereka pulang kembali ke Jakarta karena tidak tahan tinggal di pelosok," katanya.

"Jadi mungkin Pak Rektor ITB, bagaimana mengubah kultur itu," tambahnya.

Usai memberikan sambutan, JK membuka secara resmi Rakernas IA ITB ditandai dengan pemukulan gong.

Turut hadir pada acara itu Plt Gubernur Sulsel Sumarsono, Kapolda Sulsel Irjen Pol Umar Septono Septiadi, Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi, dan Ketua Alumni ITB Ridwan Djamaluddin.

Tiga Per Seribu

Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi mengatakan jumlah insinyur di Indonesia tiga per seribu.

"Kita telah jauh ditinggalkan Vietnam yang mencetak sembilan per seribu, bahkan Korea dan Jepang itu sudah di atas 20 insinyur per seribu," ujarnya.

Kadarsah menambahkan, "ITB bertanggung jawab untuk mencetak Insinyur-insinyur yang kompeten di bidangnya. Kami ingin meningkatkan kualitas mahasiswa, akan tetapi kami terkendala lahan. Kampus kami hanya 28 hektar, ada tambahan 40 hektar di Jatinangor. Sedangkan kampus lain itu sangat besar termasuk Universitas Hasanuddin. Bayangkan dengan kampus di Malaysia itu ada yang seribu hektar."

Walaupun demikian, lanjutnya, ia bersyukur karena tanggal 23 tahun 2016 yang lalu mereka diundang ke Istana Negara oleh Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

"Waktu itu dijanjikan akan diberikan lahan. Untuk itu kami mohon dukungan Wapres mudah-mudahan segera terwujud, sehingga kami bisa membangun infrastruktur baru, dan bisa menambah mahasiswa, meningkatkan kualitas insinyur di negeri ini," ujar Kadarsah. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.