Jenderal Penangkap Tommy Soeharto Jadi Petinggi BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melantik empat pejabat tinggi madya atau setingkat eselon satu.
Menteri BUMN Erick Thohir penuhi panggilan Komisi VI rapat terkait Jiwasraya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 29 Januari 2020. (Foto: Tagar/Fernando Pasaribu)

Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melantik empat pejabat pimpinan tinggi madya atau setingkat eselon I. Keempat pejabat baru itu yakni, Carlo Brix Tewu sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan, Susyanto menjadi Sekretaris Kementerian BUMN, Nawal Nelly sebagai Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko dan Loto Srinaita Ginting menjadi Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Carlo Brix Tewu merupakan perwira polisi aktif dengan pangkat Irjen. Prestasinya terbilang gemilang. Pada tahun 2001, Carlo yang masuk dalam Tim Kobra berhasil menangkap buronan kelas kakap saat itu, Hutomo Mandara Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto.

Tommy Soeharto ditangkap karena terlibat korupsi kasus tukar guling (ruilslag) Goro Batara Sakti. Ia juga diduga mendalangi pembunuhan hakim agung Syarifuddin Kartasasmita yang hendak memvonis Tommy. Keberhasilan Carlo ikut dalam tim penangkapan Tommy membuat ia mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Prestasi Carlo lainnya ia juga penah membekuk pelaku bom Bali Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, pada 21 November 2002. Saat itu Carlo merupakan anggota tim Ditserserse Polda Metro Jaya. Imam Samudra dan beberapa teroris bom Bali telah menjalani hukuman mati.

Pintar saja tidak cukup, apalagi keminter. Kita butuh orang-orang yang dapat bekerja dalam tim.

Berikutnya Susyanto yang didapuk menjadi Sekretaris Kementerian BUMN. Ia sebelumnya berkarir di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan jabatan terakhir Kepala Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara. Setelah itu ada nama Loto Srinaita Ginting yang dipercaya menjabat Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UKM. Ia sebelumnya bertugas di Kementerian Keuangan. Nama terakhir yang dipercaya Erick menjadi pejabat setingkat eselon I adalah Nawal Nely yang sebelumnya merupakan eksekutif di Ernst and Young.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan  pengelolaan BUMN tidak mungkin dijalankan sendiri-sendiri tanpa koordinasi, sehingga kerja sama tim menjadi salah satu kunci bagi pengelolaan 142 BUMN yang memiliki aset Rp 8.200 triliun ini. Kerja sama tim merupakan salah satu dari tiga kriteria yakni akhlak dan loyalitas kepada negara yang harus dipegang teguh oleh para Pejabat Eselon I Kementerian BUMN dalam menjalankan tugasnya. "Pintar saja tidak cukup, apalagi keminter. Kita butuh orang-orang yang dapat bekerja dalam tim," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.

Menurutnya, sebagai pejabat publik, akhlak merupakan yang pertama. Sebab, orang-orang dengan akhlak yang baik berarti memiliki integritas tinggi dan komitmen yang kuat dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, Erick berpesan agar para pejabat pimpinan tinggi madya ini mampu menjadi katalisator dalam pengelolaan BUMN secara profesional dan transparan sebagai bagian dari transformasi birokrasi.

Terkait pelantikan, Erick menyebutkan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2019, Kementerian BUMN memiliki struktur baru. Empat pejabat yang mengisi struktur tersebut diantaranya dilantik pada hari ini setelah sebelumnya diseleksi melalui mekanisme seleksi terbuka yang memiliki sejumlah persyaratan teknis dan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan oleh ketentuan Kementerian PAN-RB dan standar kompetensi yang diberlakukan di Kementerian BUMN.[]

Baca Juga:


Berita terkait
Gerindra: Erick Thohir Cicil Uang Nasabah Jiwasraya
Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir akan mencicil uang nasabah Jiwasraya pada Maret 2020.
Gerindra: Erick Thohir Cicil Uang Nasabah Jiwasraya
Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir akan mencicil uang nasabah Jiwasraya pada Maret 2020.
Komisi VI Panggil Erick Thohir dan Direksi Jiwasraya
Komisi VI DPR diagendakan memanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan Direksi Jiwasraya. Martin Manurung memastikan tidak ada agenda politik.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.