Jemaah Indonesia Sakit Berkurang Drastis di Arafah

Jemaah haji Indonesia yang jatuh sakit di Arafah pada musim haji 2019 berkurang drastis.
Jemaah Calon Haji (JCH) Aceh tergabung dalam kloter 1 tiba di asrama haji embarkasi Aceh, Banda Aceh, Jumat, 19 Juli 2019. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Jakarta - Jemaah haji Indonesia yang jatuh sakit di Arafah pada musim haji 2019/1440 Hijriah berkurang drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjelang pelaksanaan wukuf atau puncak haji.

Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Haji Indonesia dr Eka Yusuf Singka di Arafah, Sabtu, 10 Agustus 2019, mengatakan posko kesehatan KKHI di Arafah sejak beroperasinya pada Jumat malam, 9 Agustus 2019, merawat 59 pasien anggota jemaah haji.

“Sudah 59 pasien sampai saat ini, kalau tahun lalu sejak malamnya sudah 70 pasien,” kata dr Eka, dikutip dari Antara.

dr Eka mengatakan dari pasien-pasien yang sakit tersebut diberikan perawatan jika membaik akan dikembalikan ke tendanya untuk melanjutkan ibadah.

Namun jika perlu penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) terdekat.

Menurut dr Eka Yusuf Singka, turunnya angka anggota jamaah yang dirawat karena sakit didorong beberapa sebab di antaranya screening awal yang baik dan semakin tingginya kesadaran jamaah untuk menjaga kesehatan diri mereka.

“Jemaah sudah mulai peduli, kesadaran untuk menjaga kesehatannya mulai tinggi karena mereka tahu kalau tidak sehat ya tidak bisa,” katanya.

Sedangkan mereka yang mengikuti safari wukuf dengan menggunakan 10 bus yang disediakan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) sebanyak 65 orang.

Baca juga:

Berita terkait
Ketua DPR Kritik 524 Kuota Haji 2019 Tidak Terserap
Masih banyak calon jemaah haji harus menunggu masa keberangkatan hingga 20 tahun untuk pergi ke Tanah Suci.