Jelang Pelepasliaran 6 Ekor Komodo Jantan ke TN Wae Wuul NTT, GPS Collar Diujicobakan!

Kementerian KLHK RI bersama Taman Safari Bogor dan PT Smelting mulai melaksanakan training ujicoba alat deteksi lacak posisi atau CPS.
Penyerahan secara simbolis drone pemantau Komodo dari Smelting ke KLHK RI. (Foto: Tagar/Dok TSI)

TAGAR.id, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI bersama Taman Safari Bogor dan PT Smelting mulai melaksanakan training ujicoba alat deteksi lacak posisi atau Global Positioning System (GPS) menjelang pelepasliaran 6 ekor Komodo (Varanus komodoensis) jantan ke Taman Nasional (TN) Wae Wuul Nusa Tenggara Timur (NTT).

Proses uji coba GPS Collar ini dilakukan sebulan menjelang pelepasliaran 6 ekor Komodo yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada pertengahan September 2023. Ujicoba ini dilaksanakan secara ketat di bawah pendampingan Tim LS Taman Safari Bogor dan diikuti perwakilan dari BBKSDA NTT.


Mudah-mudahan dengan difasilitasi TSI dan Smelting, training penggunaan GPS Komodo ini bisa menjadi ajang transfer ilmu pengetahuan di lapangan.


“Pelepasliaran Komodo ini pertama kali kita lakukan ke TN Wae Wuul. Tentunya ini menjadi pilot project penyelamatan populasi Komodo yang merupakan salah satu satwa kebanggaan Indonesia,” ungkap Government Relation Taman Safari Bogor, Boy Hartono, saat membuka training penggunaan GPS ke Komodo di Ruang Rapat Safari Resort Taman Safari Bogor, Rabu, 2 Agustus 2023.

Boy mengatakan, keenam ekor Komodo yang akan dilepasliarkan ke TN Wae Wuul NTT ini sudah melalui berbagai proses adaptasi di Taman Safari Bogor. Program pelepasliaran enam ekor Komodo ini, kata Boy, adalah hasil kerja sama yang dilakukan Taman Safari Bogor, PT Smelting dan KLHK RI.

“Rencananya keenam ekor Komodo ini akan kami berangkatkan bulan ini,” ungkap Boy.

Di tempat yang sama, General Affairs PT Smelting, Sapto Hadi Prayetno mengatakan program pelepasliaran 6 ekor Komodo ini merupakan salah satu program konservasi yang dilakukan PT Smelting.

“Kami berkeinginan tidak hanya sebatas ini saja. Tapi juga bagaimana Komodo ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar Wae Wuul. Kami berterima kasih pada Taman Safari Indonesia dan BKSDA NTT karena sudah optimal membantu program ini. Ini juga merupakan skema Pentahelix kami untuk program konservasi dengan prinsip kolaborasi,” ungkap Sapto.

Sapto juga berharap, TN Wae Wuul tidak hanya sebagai taman nasional atau cagar alam semata.

“Namun juga bisa menjadi destinasi wisata yang mendatangkan nilai ekonomi serta sosial bagi masyarakat NTT,” ungkapnya.

Sementara itu, Sahudin, Perwakilan BBKSDA NTT menegaskan, pihaknya sangat mengapresiasi program CSR PT Smelting dengan bantuan Taman Safari Bogor.

“Mudah-mudahan dengan difasilitasi TSI dan Smelting, training penggunaan GPS Komodo ini bisa menjadi ajang transfer ilmu pengetahuan di lapangan. Karena Komodo yang akan dilepasliarkan nanti akan dipantau cukup lama yakni 3 tahun. Kami optimis dari kegiatan ini bisa meninggalkan banyak legacy bersejarah bagi Indonesia,” tandasnya. []

Berita terkait
Taman Safari Indonesia Gandeng Balai TN Wakatobi Ajak Masyarakat Lestarikan Burung Kacamata Wangi-wangi
Taman Safari Indonesia (TSI) menggandeng Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi untuk mengampanyekan gerakan perlindungan dan cinta satwa burung.
Banjir Promo Juli di Taman Safari Bogor, Ada Paket Keliling Kereta Wisata Free All Day!
Taman Safari Bogor kembali membuka kran banjir promo di musim Liburan Sekolah 2023, tepatnya selama Juli ini. Simak ulasannya sebagai berikut.
Lomba Foto Satwa IAPVC 2023 Taman Safari Indonesia Dibuka, Panitia Siapkan Hadiah Mobil Listrik!
Lomba foto dan video di Taman Safari Indonesia dengan tema Story of the Wild diikuti oleh ribuan peserta, Jumat, 7 Juli 2023.