Kota Bandung - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) secara intens melacak kontak pasien positif Covid-19. Kasus Covid-19 di Jabar hingga saat ini terus bertambah.
Menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, pelacakan kontak amat penting dalam upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Pelacakan ini sekaligus mencegah ledakan jumlah kasus baru. Konsistensi pelacakan kontak yang dilakukan pihaknya jadi salah satu faktor sebaran SARS-CoV-2 di Jabar terkendali.
"Setiap satu yang kena dan satu meninggal karena Covid-19, itu lingkungan keluarga, temannya, semuanya di-contact tracing. Itu jadi sudah jadi standar prosedur gugus tugas. Makanya sebaran Covid-19 agak terkendali karena kami agresif dalam pelacakan kontak," kata Kang Emil, panggilan Ridwan Kamil.
Sementata itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Berli Hamdani, mengatakan bahwa menemukan orang yang pernah kontak dengan pasien positif adalah upaya strategis untuk menyetop penularan.
"Pelacakan kontak didahului dengan mengidentifikasi kontak erat selama 14 hari ke belakang dari dilakukannya swab test. 14 hari ini dianggap sebagai masa inkubasi terpanjang Covid-19," kata Berli di Kota Bandung, 3 Juli 2020.
Berli mengaku, untuk melacak kontak pasien terkonfirmasi positif tidaklah mudah. Salah satu kendalanya adalah memastikan semua kontak erat terindentifikasi by name by address. Namun, setiap orang yang diketahui berkontak dengan pasien positif Covid-19 akan dites dan diminta mengisolasi diri. "Komunikasi dengan kontak kunci atau orang yang paling mengetahui dengan siapa saja dan kapan terjadi kontak jadi kendala kami. Begitu juga kecepatan dan ketepatan penetapan kontak," imbuhnya.
Berli mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dan persuasif, sangat penting untuk menyelesaikan kendala dalam pelacakan kontak dan indentifikasi pun mesti dilakukan secara sistematis berdasarkan kronologis kejadian. "Saat ini, rasio pelacakan kontak Jabar ada di angka 25,12. Kami juga terus meningkatkan pelacakan kontak yang disertai dengan tes, baik rapid test maupun swab test," ujar Berli, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dalam pelacakan kontak, gugus tugas provinsi melibatkan banyak pihak, mulai dari TNI/Polri, Satpol PP, gugus tugas kabupaten/kota, trisula desa, pegawai kelurahan, sampai relawan. Dengan keterlibatan banyak pihak ini diharapkan dapat meningkatkan rasio pelacakan kontak di Jabar sehingga rantai penyebaran Covid19 dapat diputus. (Parno/jabarprov.go.id). []