Jatim Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nonfosil

Pemerintah Provinsi Jawa Timur targetkan 2025 mampu hasilkan pembangkit listrik tenaga nonfosil sebesar 16,8 persen.
Gubernur Khofifah saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik kertas di Mojokerto. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Mojokerto - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menargetkan tahun 2025 mampu menghasilkan pembangkit listrik tenaga nonfosil sebesar 16,8 persen.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan bahwa Presiden RI Joko Widodo meminta agar Jatim memetakan sampah menjadi energi listrik. Mengingat rencana umum energi daerah (RUED) sedang dibahas di DPRD.

Indonesia saat ini menempati posisi ke-5 penghasil sampah terbanyak di dunia. Pemprov Jatim ingin problem sampah ini bisa dikurangi. Untuk pengelolaan sampah basah telah diinisiasi oleh Surabaya dan Lamongan. Sedangkan di Mojokerto mengelola sampah plastik.

"Berbagai inisiasi pengolahan sampah bisa memperbanyak keberadaan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa)," terang Khofifah, saat mengunjungi pabrik kertas PT Mega Surya Eratama, Kabupaten Mojokerto, Senin 15 Juli 2019.

Dari varian-varian itu khusus Jatim kita ingin melakukan akselerasi terutama untuk mengubah sampah menjadi energi listrik

Rencananya awal Agustus mesin pengelola sampah plastik menjadi listrik mulai dioperasikan. Mojokerto menjadi inisiator pertama di Jatim untuk pengolahan sampah plastik.

Terkait problem pengolahan sampah ini, Kementerian ESDM dan BPPT juga tengah menyiapkan proses pengelolaan yang dibagi dalam tiga varian yakni sampah reduce, recycle dan reuse.

"Dari varian-varian itu khusus Jatim kita ingin melakukan akselerasi terutama untuk mengubah sampah menjadi energi listrik, sehingga menjadi opsi penyiapan renewable energy atau energi nonfosil," terangnya.

General Manager Project PLTSa PT Mega Surya Eratama Eric Saputra mengatakan, pengolahan sampah plastik oleh perusahaannya mampu menghasilkan energi listrik sebesar 7,5 megawatt. Saat ini, listrik tersebut digunakan untuk mensuplai kebutuhan internal pabrik. Mesin pyrolisis yang mereka miliki mampu mengolah 15 ton sampah plastik per hari.

"Bahan utamanya yaitu sampah plastik yang berasal dari kami sendiri. Dalam satu bulan sampah yang diimpor sekitar empat sampai lima ribu ton, dan setelah disortir menghasilkan 10 ton plastik per hari," ujar Eric.[]

Baca juga:

Berita terkait