Jateng Bersiap Hadapi Bencana di Musim Hujan Imbas La Nina

Fenomena La Nina akan membuat musim hujan datang lebih awal dan lebih lama. Sejumlah langkah antisipasi telah disiapkan Pemprov Jateng.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan telah melakukan langkah antisipastif menghadapi potensi bencana di musim hujan imbas fenomena La Nina. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersiap diri menghadapi potensi bencana alam di musih hujan. Fenomena La Nina akan memicu datangnya musim hujan lebih awal.  

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan jajarannya telah diperintahkan menyiapkan segala kemungkinan bencana alam akibat masuknya musim penghujan. Selain sudah menyusun peta bencana dan langkah-langkah antisipatif, Ganjar juga menyiapkan posko bencana. 

Persiapan Pemprov Jateng ini, kata Ganjar, menyikapi informasi BMKG yang menyebut akan terjadi fenomena La Nina, yang menyebabkan musim penghujan akan terjadi lebih awal dan lebih panjang.

"Kami sudah menggelar rapat koordinasi untuk antisipasi itu. Mulai BPBD, BBWS, PSDA dan pihak terkait sudah membicarakan terkait skenario kemungkinan debit hujan tinggi, antisipasi teknis dan penyusunan peta rawan bencana," kata Ganjar di Semarang, Jumat, 2 Oktober 2020.

Kami atur dari sekarang, untuk mengantisipasi kerumunan. Sudah ada contohnya di Jepang itu. Jadi, tempat pengungsian dikapling kecil-kecil, dibatasi kardus dan satu kapling satu keluarga.

Menurut Ganjar, peta bencana wajib dimiliki, termasuk tiap daerah di Jawa Tengah yang rawan bencana. Pemetaan titik-titik rawan bencana, baik longsor maupun banjir, menjadi modal penting untuk menyusun dan mewujudkan tindakan antisipatif sebaik mungkin. 

"Misalnya peta rawan banjir di Jateng, itu ada Brebes dengan luasan bencana 5.796 hektar, Pemalang ada 7.296 hektar, Tegal 1.011 hektar. Ada juga Kendal, Kudus dan lainnya. Termasuk peta lokasi, mulai nama sungai, kondisi tanggul dan sebagainya sudah dipetakan secara rigid," jelasnya.

Ganjar kemudian mencontohkan pemetaan bencana di Brebes. Dimungkinkan bisa muncul bencana banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung. Ada juga potensi tanggul jebol di Sungai Pemali.

"Di Pekalongan itu ada potensi banjir dan rob di Sungai Bremi dan seterusnya. Kami inventarisir satu-satu berbasis pada masing-masing daerah aliran sungai, termasuk menyiapkan sistem pengendaliannya," ucapnya.

Baca juga: 

Terkait dengan Posko, Pemprov Jateng juga telah menyiapkan posko siaga banjir yang akan dioperasikan mulai 1 Oktober hingga akhir Maret 2021. Termasuk penyiapan tempat pengungsian dengan protokol kesehatan ketat juga sudah dilakukan.

"Jadi semua siap, termasuk persiapan tempat pengungsian seandainya ada pengungsi. Kami atur dari sekarang, untuk mengantisipasi kerumunan. Sudah ada contohnya di Jepang itu. Jadi, tempat pengungsian dikapling kecil-kecil, dibatasi kardus dan satu kapling satu keluarga," beber dia.

Kepada para kepala daerah, Ganjar meminta mereka untuk gencar melakukan edukasi ke masyarakat tentang pengurangan resiko bencana. Desa-desa tangguh bencana dan relawan harus dihidupkan kembali.

"Daerah mesti siaga, apalagi yang masuk dalam peta rawan bencana yang saya sebut tadi. Kepala daerah harus inisiatif, jangan hanya menunggu perintah. Siapkan pekerjaan fisik untuk antisipasi, masyarakatnya disiapkan dan kondisi gawat darurat juga disiapkan," imbuh dia. []

Berita terkait
Potensi Tsunami, Desa Tangguh Bencana Banyuwangi Diaktifkan
BPBD Banyuwangi mendata ada 4 desa di Banyuwangi masuk risiko tinggi terdampak tsunami. Sehingga Desa Tangguh Bencana diaktifkan.
Risma Cek Kesiapan Alat Kebencanaan Antisipasi Cuaca Ekstrem
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ingin memastikan seluruh peralatan penanganan kebencanaan tidak ada yang rusak dan siap digunakan.
BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem Hujan Es Selama Masa Pancaroba
BMKG merilis peringatan agar masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem termasuk kemungkinan hujan es dan puting beliung selama masa musim Pancaroba.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.