Jangan Mudah Bagikan Data Pribadi Lewat Media Sosial

Widuri menjelaskan diskriminasi lewat medsos itu terutama dihadapi oleh mereka yang mengidap penyakit seperti HIV, AIDS atau Lepra.
Aplikasi Facebook, WhatsApp dan Instagram pada ponsel. (Foto: Antara/Shutterstock)

Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Eksekutif ICT Watch Widuri mengimbau kepada masyarakat jangan asal membagikan data pribadi melalui media sosial (medsos).

“Sering kali ketika seseorang ketahuan, misalnya secara fisik atau secara mentalnya menderita penyakit, beberapa pihak mulai mendiskriminasi,” ujar Widuri dibincangi seusai peluncuran program “Literasi Privasi dan Keamanan Digital” di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin, 18 November 2019.

Widuri menjelaskan diskriminasi lewat medsos itu terutama dihadapi oleh mereka yang mengidap penyakit seperti HIV, AIDS atau Lepra. Data-data penyakit itu jika diunggah ke medsos akan membuat seseorang lantas merasa terdiskriminasi.

“Kedua, masalah agama. Ada pemegang agama kepercayaan yang masih belum mendapatkan tempat di Indonesia,” kata Widuri.

“Belum lagi, hal-hal lain. Misalnya terkait kartu keluarga, buku nikah, dan lain-lain. Sering kali tanpa sadar, orang mengekspos-nya sendiri,” lanjut dia.

Widuri mengingatkan data tentang catatan riwayat pernah ditahan atau tidak pidana di kepolisian juga menjadi data yang sensitif, selain tiket penerbangan yang dipamerkan berserta dengan kode batang.

ICT Watch bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bekerja sama dengan perusahaan pemilik aplikasi berbagi pesan WhatsApp.

Kerja sama itu guna memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang privasi dan keamanan data digital.

“Kerja samanya, kami lebih membantu memberikan ruang untuk belajar tentang fitur-fitur di WhatsApp. Dalam beberapa pelatihan, selalu ada pendampingan dari teman-teman yang bekerja untuk WhatsApp. Pelatihan itu lebih untuk uji coba, bahkan role play,” kata Widuri.

Rangkaian kegiatan literasi privasi dan keamanan digital ICT Watch akan dimulai dengan seminar dan loka karya di Jakarta. Kemudian, kegiatan itu akan dilanjutkan ke empat kota lain yakni Cianjur pada 3 Desember, Kupang pada 10 Desember, Samarinda pada 17 Desember, dan Aceh pada 15 Januari 2020.

Di Jakarta, kegiatan literasi itu akan dilaksanakan di 15 Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pada Desember 2019.

“Harapan kami, sampai Januari 2020, akan ada literasi lebih besar lagi,” ujar Widuri. []

Berita terkait
Lindungi Data Pribadi dari Serangan Pegasus Spyware
Pegasus Spyware buatan Israel ini menginfeksi pengguna ponsel mengambil data pribadi.
Kominfo Berantas Pegasus Spyware Peretas WhatsApp
Pegasus Spyware merupakan virus atau program jahat yang diproduksi perusahaan asal Israel.
VPN Gratisan Rentan Serangan Spyware
VPN biasanya digunakan untuk mengakses situs-situs yang diblokir atau situs gelap seperti deep web.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.