Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar banjir di Jakarta dapat segera ditangani. Selain di Ibu Kota, Jokowi mengimbau seluruh pihak turun tangan mengatasi musibah yang menlanda Jabodetabek di awal tahun 2020 ini.
Ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah dimana-mana banyak hal.
"Ini harus dikerjakan bersama-sama, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota semuanya bekerja sama dalam menangani ini," kata Jokowi di gedung Bursa Efek Indonesia, jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Februari 2020.
Jokowi juga menjelaskan, penyebab dari banjir yang telah melanda Jabodetabek disebabkan karena beberapa faktor. Salah satunya, kata Jokowi ialah faktor kebersihan masyarakat yang selama ini diabaikan.
"Karena ada yang disebabkan oleh kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi, yang ada tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah dimana-mana banyak hal," ucap Jokowi.
Jokowi berharap, masih banyaknya wilayah yang tergenang banjir, segera dapat ditangani. Dia juga meminta agar keselamatan masyarakat diutamakan terlebih dahulu.
"Saya ingin agar kerjasama itu dibangun pusat provinsi dan kab/kota, sehingga semuanya bisa tertangani dengan baik. Tapi yang paling penting pada saat kejadian seperti yang sekarang ini evakuasi korban banjir, keselamatan keamanan masyarakat harus didahulukan," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.
"Nanti urusan penanganan banjir secara infrastrukturnya akan kita bicarakan setelah penanganan evakuasi selesai," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrim akan terus melanda beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan di awal tahun 2020. Hal itu berdasarkan pantauan yang telah dilakukan oleh para ahli di BMKG.
Kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, yaitu: aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia. Selain itu juga karena terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.
"Faktor lainnya ialah suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo," melalui pernyataan tertulis yang diterima Tagar, Rabu, 1 Januari 2020. []