ISIS Ingin Jadikan Indonesia Basis, Densus 88 Tidak Lagi Bertahan dan Menangkis Serangan

ISIS ingin jadikan Indonesia basis, Densus 88 tidak lagi bertahan dan menangkis serangan, tapi merangsek, memburu, menyergap.
Tim Densus 88 melakukan penjagaan saat penggeledahan usai penangkapan terduga teroris di Jemaras, Klangenan, Kab. Cirebon, Jawa Barat, Kamis (17/5/2018). Tim Densus 88 menangkap dua terduga teroris yang tergabung dalam jaringan JAD. (Foto: Antara/Risky Maulana)

Pekanbaru, (Tagar 20/5/2018) Pasukan Detasemen Khusus 88 Anti Teror tidak lagi mengambil posisi bertahan dan menangkis serangan, tapi gencar memburu terduga teroris di berbagai wilayah. Hal itu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo untuk menumpas habis teroris sampai akar-akarnya.

Seperti pada Sabtu (19/5) Tim Densus 88 menangkap seorang terduga teroris berinisial HS alias Abu Yusuf di Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Sebelumnya sebanyak delapan terduga teroris diamankan di sejumlah titik di Kota Dumai.

Delapan terduga teroris itu masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Dumai, masing-masing berinisial HAR, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ. Sebagian besar dari para terduga teroris yang diamankan ini memiliki hubungan darah dengan empat tersangka teroris yang tewas saat penyerangan terhadap Mapolda Riau. Mereka adalah Mursalim alias Pak Ngah (48), Adi Sufiyan (23), Suwardi (28), dan Pogang (24).

Pada Jumat (18/5) Tim Densus 88 menangkap satu keluarga terduga teroris di rumah kontrakan, Jalan Asikin, Desa Kurunganyawa, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Terduga kasus teror yang ditangkap adalah Sup (39) yang tinggal bersama isteri dan dua anaknya. Rumah kontrakan tempat tinggal keluarga terduga teroris tersebut telah dipasangi garis polisi.

Pada Kamis (17/5) Tim Densus 88 menangkap dua terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jemaras, Klangenan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (17/5).

Kerusuhan di Mako Brimob disusul rangkaian serangan teror bom di tiga gereja di Surabaya, meledaknya bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, serangan teror bom di Polrestabes, dan serangan teror dengan mobil dan samurai di Polda Riau bakan sesuatu yang kebetulan. Semuanya saling berkaitan. Tak lepas dari rencana kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang ingin memindahkan basisnya di Asia Tenggara dari Marawi di Filipina ke Indonesia.

Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Senin (14/5).

"Kenapa begini (aksi teror di Surabaya), kalian harus tahu di dalam perintah dari Kabul, mereka akan memindahkan Marawi ke sini," ujarnya.

Pada akhir 2017 ribuan milisi ISIS kabur ke Afghanistan setelah mendapatkan gempuran dari militer Suriah yang didukung Rusia.

Ryamizard mengatakan bahwa informasi yang dia dapat berasal dari kerja sama operasi enam negara dengan sandi Our Eyes. Enam negara itu yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, dan Singapura.

Forum itu merupkan kerja sama untuk mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan Asia Tenggara melalui pertukaran informasi strategis. Operasi Our Eyes mengadopsi strategi intelijen Amerika Serikat dengan negara barat lainnya yang melibatkan kerja sama pertahanan dan militer untuk menangani terorisme.

Ia menyebutkan, target serangan ISIS di Indonesia, sesuai perintah pemimpin ISIS di Afghanistan, adalah polisi dan tentara.

Ryamizard menjelaskan bahwa sejak tiga tahun lalu dirinya juga sudah mengingatkan terkait bahaya teroris di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Ancaman teroris bisa sewaktu-waktu terjadi jika bangsa Indonesia semakin lemah kedaulatannya.

"Ada ancaman nyata dan ancaman tidak nyata. Ancaman tidak nyata bisa menjadi nyata kalau kedaulatan negara terganggu. Musuh ancaman nyata adalah teroris. Bisa sewaktu-waktu terjadi. Berulang-ulang saya sampaikan," ucapnya.

Sejak 2017 dirinya juga sudah menyampaikan, bangsa Indonesia akan menghadapi teroris generasi ke-3, yakni generasi yang digerakkan pejuang Islamic State (IS) yang sudah pulang dari Suriah ke Indonesia.

"Mereka sudah nyatakan Islamic State Indonesia, Islamic State Malaysia dan Islamic State Filipina," kata Menhan.

Karena itulah, lanjutnya, ia pada tahun itu juga membuat Our Eyes untuk mengetahui kegiatan kelompok teroris ISIS.

Ryamizard mengajak masyarakat bersatu melawan dan tidak memberikan ruang gerak kepada terorisme.

"Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dengan melaporkan segala macam tindak-tanduk yang mencurigakan. Para politikus bersatu dan tidak saling gontok-gontokan, termasuk juga aparat keamanan," kata Ryamizard.

Ia juga mengimbau semua pihak dapat menanggalkan sifat ego sektoral dalam upaya mempercepat pengesahan Revisi UU Terorisme.

"Bukan mentok, dimentok-mentokin, enggak mau kita ada kekuatan. Ini begini, mau (ada korban) mati lagi. UU apa pun demi melindungi rakyat harus segera disahkan. Kaji dong dengan benar, jangan dikait-kaitkan dengan yang lain. Ego sektoral kita terlalu tinggi. Saya enggak ada kepentingan apa pun, enggak ada udang di balik batu," ujarnya.

Ia menegaskan, meninggalkan ego sektoral patut dilakukan mengingat sudah cukup banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban aksi teror.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini curiga ada pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia bersatu dan damai.

Ia mengaku sedih melihat rakyat Indonesia meninggal akibat terorisme. Sebagai tentara, kata dia, rakyat merupakan tujuan utama yang harus dilindungi. (ant/af)

Berita terkait