Ironis, Laga Piala Soeratin U-17 Diwarnai Aksi WO

Pertandingan final Piala Soeratin U-17 di Padang diwarnai aksi Walk Out karena kecewa dengan kinerja wasit.
Sekretaris Manajer PS Solsel, Sepri Doni Inyiak Panji Api (kanan) menyerahkan surat protes terkait keputusan wasit kepada pengawas pertandingan, Pipi Handayani dalam final Piala Soeratin U-17, Minggu 8 Desember 2019. (Foto: PS Solsel)

Padang - Pertandingan final Piala Soeratin U-17 diwarnai aksi Walk Out karena kecewa dengan kinerja wasit. Aksi WO itu terjadi di final PSP Padang melawan Persatuan Sepak Bola Solok Selatan di Stadion GOR H Agus Salim, Padang, Minggu 8 Desember 2019. 

Sebuah ironi karena Piala Soeratin merupakan ajang pembinaan pemain muda. Namun pemain muda yang tidak hanya dibina secara teknik tetapi juga mentalitas harus menghadapi kenyataan dengan adanya aksi mundur dari pertandingan.

Aksi menolak melanjutkan pertandingan final terjadi di Padang. Di pertandingan itu, PS Solok Selatan memilih WO dan meninggalkan lapangan di menit 78. Alasannya, wasit tidak fair dalam memimpin pertandingan. 

Namun jika memang tak puas terhadap kinerja wasit, seharusnya tim tetap menyelesaikan dulu pertandingan dan bukan menarik semua pemain di saat pertandingan berlangsung

Sekretaris Manajer PS Solsel, Sepri Doni Inyiak Panji Api menyebut wasit tidak adil dan merugikan timnya. Menurut dia seharusnya PS Solsel mendapat dua penalti. Namun wasit tak memberikannya.

"Pada babak pertama, kami mendapat pelanggaran di kotak penalti. Tetapi wasit tak memberikan. Meski demikian ini tak masalah bagi kami. Saat jeda babak pertama, kami meminta kepada panitia pelaksana agar wasit itu untuk netral dalam memimpin pertandingan," kata Sepri Doni.

Namun saat wasit tak memberikan penalti untuk kali kedua setelah pemainnya dilanggar pemain lawan, pihaknya langsung menarik semua pemain PS Solsel ke luar lapangan. Ofisial tim tak peduli di saat pertandingan tengah berlangsung. Tindakan itu diambil setelah wasit dinilai tak lagi netral di laga itu.

"Padahal asisten wasit sudah mengangkat bendera. Namun wasit menolak memberikan penalti. Kami pun keluar dan melayangkan surat protes kepada pengawas pertandingan," tuturnya.

Ia menyebut surat protes kepada pengawas pertandingan segera ditindaklanjuti. Sepri Doni menduga ada indikasi oknum wasit memihak kepada salah satu tim. Kejadian ini pun menurutnya bukan pertama kali. Ini yang menjadi alasan pihaknya melakukan aksi WO.

"Kami siap jika diberi sanksi terkait dengan aksi yang kami lakukan asalkan ada perubahan pada sepakbola di Sumbar," kata dia.

Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Sumatera Barat, Indra Datuak Rajo Lelo menyebut bahwa keputusan memberi penalti bagi sebuah tim sepenuhnya ditentukan oleh wasit utama. Bila wasit menilai tidak ada pelanggaran, tentu pertandingan tetap dilanjutkan.

"Meski asisten wasit mengangkat bendera pelanggaran, namun jika wasit memutuskan tidak ada pelanggaran (di kotak penalti), maka tidak ada (penalti)," kata Indra.

Indra menyayangkan dengan adanya aksi WO itu. Menurutnya meski tak puas dengan kinerja wasit, tim seharusnya tetap menyelesaikan pertandingan.

"Jika mereka tidak menerima, silakan saja WO," kata dia. 

"Namun jika memang tak puas terhadap kinerja wasit, seharusnya tim tetap menyelesaikan dulu pertandingan dan bukan menarik semua pemain di saat pertandingan berlangsung," ujar Indra lagi.

Menurut dia kurang tepat bila tim kemudian menarik pemain di tengah pertandingan. Apalagi tim menolak melanjutkan pertandingan. 

"Bukan membuat surat protes lalu menarik semua pemain di tengah pertandingan, itu salah juga. Meski demikian, kami tetap mendengarkan laporan dari panitia pertandingan. Apakah ada kejanggalan di laga itu atau tidak," tuturnya.

Ia mengklaim selalu menekankan kepada setiap wasit agar bersikap netral di setiap pertandingan sepak bola. Bahkan pihaknya tak segan memberikan sanksi tegas jika terbukti melakukan pelanggaran.

"Kami akan evaluasi dan beri sanksi wasit jika mendapat laporan pelanggaran dari pengawas pertandingan. Kami juga tidak turunkan oknum wasit yang seperti itu pada pertandingan selanjutnya," katanya.

Terpisah, Wakil Ketua Tim Penyelidikan Satgas Anti Mafia Bola Polda Sumbar, Iptu Rifki Yudha Ersanda menyebut saat ini pihaknya tengah fokus pada pertandingan Liga 1.

"Untuk sementara kami masih monitor di Liga 1, tapi nanti kami koordinasikan dengan pimpinan terlebih dahulu untuk tindak lanjutnya," katanya singkat. []

Berita terkait
Pelatih Timnas U-16 Tertarik 15 Pemain Piala Soeratin
Pelatih kepala Timnas Sepak Bola Indonesia U-16, Fakhri Husaini mengaku mengantongi sekitar 15 pemain yang potensial pada ajang Pertamina Piala Soeratin.
Timnas U-16 Cari Pemain Berbakat di Piala Soeratin
Timnas Sepak Bola Indonesia U-16 Indonesia memanfaatkan penyelenggaraan Pertamina Piala Soeratin 2017 kategori U-15 untuk mencari pemain yang berbakat.
Madura United Vs Persib Diusut Satgas Anti Mafia Bola
Pertandingan Madura United melawan Persib Bandung menjadi perhatian Satgas Mafia Bola karena diduga ada kecurangan.